Migran asal Amerika Tengah berdiri di pagar perbatasan Amerika Serikat (Foto: AFP)
California – Jumlah migran asal Amerika Tengah yang sudah tiba di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko semakin bertambah. Namun mereka tidak bisa menyeberang, karena kawasan perbatasan dijaga ketat oleh pasukan militer AS.
Dilansir dari AFP, setelah menghabiskan waktu berjalan kaki sejauh 4.300 kilometer ke Kota Tijuana, Meksiko, para migran berharap bias mendapatkan suaka di AS, guna lepas dari belenggu kemiskinan.
Namun sayang, Presiden AS Donald Trump sudah mewanti-wanti akan mengusir migran yang masuk ke AS dengan cara yang illegal, dan menggambarkan kedatangan ribuan migran tersebut sebagai invasi.
Osman Bueso, pria asal Honduras 28 tahun tersebut mengatakan tidak siap menunggu berminggu-minggu lagi di perbatasan. Dia siap nekat menyeberangi tembok pembatas, sebagaimana yang dilakukan kala memasuki Meksiko dari Guatemala pada 19 Oktober lalu.
“Itulah yang mungkin akhirnya terjadi,” kata Bueso. Bersamanya ada 1.400 migran yang juga menunggu dan meminta suaka.
“Semua yang saya lalui untuk sampai ke sini, saya tidak akan membiarkannya sia-sia. Saya sudah di jalan selama 35 hari untuk menyeberangi perbatasan ini,” ujarnya.
“Kami tidak takut. Kami siap untuk mati, apapun yang dibutuhkan. Ketika Anda hidup dalam kemiskinan dan kekerasan, lebih baik mati dari pada hidup,” tegasnya.
Sementara di seberang perbatasan, Presiden Trump telah mengerahkan hamper 6.000 personel militer, untuk mencegah invasi oleh kelompok yang dia anggap penjahat.
Namun hal ini tidak menghentikan niat migran. Malah, 3.200 migran lainnya kini telah tiba di Kota Tijuana, dengan perkiraan jumlah yang akan datang sekitar 8.000 migran.
KEYWORD :Migran AS Amerika Serikat