Ilustrasi batuk.(Foto : google)
Papua Nugini - Tuberkulosis mewabah di Papua Nugini (PNG). Satu dari 250 orang diyakini sudah terinfeksi penyakit yang juga dikenal sebagai TB. Sulitnya, akses dan transportasi ke fasilitas medis merupakan masalah besar bagi si penderita yang di pedesaan PNG.
Warga yang terinfeksi hanya diberikat koktail dari dokter yang bertahan pada waktu tertentu selama beberapa bulan. Hal itu juga jadi tantangan bagi si penderita yang tinggal jauh dari pusat kesehatan.
"Ketika pasien tak datang berobat, saya melacak mereka," kisah seorang perawat, Petrina Noonamah kepada Al Jazeera.
Ini Tujuan Pemerintah Bentuk Badan Gizi Nasional
"Aku pergi ke desa dan aku bertanya pada mereka mengapa mereka tidak masuk," sambungnya.
Namun, sejumlah besar pasien tidak dapat melanjutkan pengobatan hingga akhir, yang pada gilirannya menyebabkan TB mengembangkan resistansi terhadap obat-obatan.
Setelah berubah menjadi menjadi TB yang resistan terhadap obat, penyakit menjadi jauh lebih sulit dan lebih mahal untuk diobati. Sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi dengan versi ini meninggal.
Pemerintah negara PNG mendapat kecaman karena terlalu santai memerangi wabah yang menyerang paru-paru tersebut. Padahal negara tersebut disebut memiliki dana yang cukup.
PNG menuai kritikan saat menghabiskan jutaan dolar untuk menjadi tuan rumah konferensi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) awal bulan ini, sementara beberapa warganya mengidap TB.
Wakil Perdana Menteri Charle Able mengakui ada masalah dengan perawatan pasien.
"Uang untuk obat-obatan dalam jumlah yang sangat besar sudah disediakan, itu hanya persoalan pelaksanaan layanan kesehatan yang belum maksimal," ungkap Able.
"Pemerintah kami telah mencoba untuk menekankan bahwa beberapa aliran pendanaan sangat penting untuk pengiriman layanan tersebut," sambungnya.
Sebagai akibat dari pengobatan penyakit yang buruk, PNG adalah salah satu dari 10 negara dengan tuberkulosis terbebani terbesar di dunia, menurut World Health Organization (WHO).
Daru, ibu kota Provinsi Barat PNG, dinyatakan sebagai hotspot global untuk penyakit ini oleh Bank Dunia.
"Kepadatan di daerah perkotaan Daru berkontribusi pada tingkat transmisi yang sangat tinggi; tidak didukung faslitas untuk ker rumah sakit, serta rasa takut dan stigma terkait dengan penyakit itu," kata Bank Dunia dalam laporan 2016.
WHO memperkirakan bahwa satu dari 10 kasus TB di daerah tersebut resisten terhadap obat-obatan, menyebabkan sekitar 500 kasus baru setiap tahun, atau sekitar tiga persen dari populasi kota.
Tuberkulosis bukan satu-satunya penyakit yang menghatam wilayah tersebut.Pada September, PNG memulai upaya vaksinasi polio yang bertujuan menghentikan penyebaran penyakit setelah 10 kasus dikonfirmasi di negara tersebut.
KEYWORD :Penyakit Tuberkulosis Papua Nugini APEC Kesehatan Dunia