Sabtu, 23/11/2024 16:18 WIB

Aung San Suu Kyi "Bantai" Rohingya, Paris Cabut Gelar Kehormatan

Kini giliran Pemerintah Kota Paris akan mencabut gelar kehormatan kebebasan yang disematkan Aung San Suu Kyi.

Jenderal Maung Maung Soe bersama Aung San Suu Kyi

Jakarta - Aung San Suu Kyi sudah tak layak lagi jadi tokoh perdamaian dunia, setelah banyak negara anggap dia malah abaikan kasus pembantaian masyarakat muslim Rohingya, Myanmar. Suu Kyi yang sekarang menjadi Presiden itu,  sebelumnya dicabut gelarnya oleh   Newcastle, Glasgow, Edinburgh, dan Oxford.

Kini giliran Pemerintah Kota Paris akan mencabut gelar kehormatan kebebasan yang disematkan Aung San Suu Kyi. Karena dianggap gagal mencegah tindak kekerasan terhadap suku minoritas di negaranya.

Keputusan itu dipertimbangkan Wali Kota Paris, Anne Hidalgo karena melihat situasi kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar.

"Beberapa pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Myanmar dan kekerasan serta penganiayaan yang dilakukan pasukan keamanan Myanmar terhadap minoritas Rohingya jadi dasar untuk pencabutan ini," ujar Hidalgo dilansir  AFP.

Pencabutan sudah dilakukan secara simbolis dan kita hanya menunggu keputusan dari Dewan Kota yang akan melangsungkan pertemuan pada Desember mendatang. Jika sepakat, Suu Kyi akan jadi orang pertama yang kehilangan gelar kehormatan Paris.

Nama Suu Kyi sempat semerbak sebagai icon demokrasi dunia ketika dia berani menghadapi militer Myanmar. Namun dia sosok yang dibenci dunia karena tak bergeming ketika terjadi penindasan orang-orang Rohingya di negaranya sendiri.

Saking dianggap "perusak" perdamaian, Suu Kyi juga telah  kehilangan status warga negara kehormatan dari Kanada dan Duta Hari Nurani dari Amnesti International.

KEYWORD :

Pembantaian Rohingya Aung San Suu Kyi Myanmar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :