Ilustrasi pengguna Twitter
Jakarta - Tweet Twitter CEO Jack Dorsey kembali memicu amarah untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan. Pasalnya, Dorsey memposting serangkaian tweet selama akhir pekan tentang kunjungannya ke Myanmar baru-baru ini, menyebutnya sebagai negara yang benar-benar indah.
"Orang-orang penuh sukacita dan makanannya luar biasa," tambahnya, setelah merinci pengalamannya dalam retret "Vipassana" 10 hari, sejenis meditasi diam yang populer di banyak bagian Asia dilansir CNN
Komentar Dorsey memicu reaksi di Twitter, dengan banyak pengguna mengkritiknya karena mengabaikan perlakuan Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya. Misi pencarian fakta PBB baru-baru ini menuduh militer Myanmar menggunakan genosida terhadap minoritas Muslim sejak Agustus 2017.
Pengguna Twitter mengecam Dorsey karena mengabaikan kekerasan terhadap kelompok tersebut, banyak yang menurut aktivis banyak dipicu oleh media sosial. Postingan anti-Muslim di Facebook (FB), media yang jauh lebih populer daripada Twitter di Myanmar, telah dikaitkan dengan setidaknya tiga insiden kekerasan dan ketakutan yang meluas di negara itu.
Facebook mengatakan telah berinvestasi secara signifikan dalam teknologi dan keahlian bahasa lokal setelah PBB menuduh pihaknya "secara substantif" berkontribusi terhadap retorika anti-Rohingya.
Myanmar telah melihat peningkatan tajam di internet dan pengguna media sosial dalam beberapa tahun terakhir, karena harga data seluler telah menurun tajam.
CEO Twitter belum secara terbuka menanggapi reaksi tersebut, tetapi mengatakan pada Sabtu bahwa ia akan melacak tanggapan untuk jabatannya.
Twitter menyatakan "menyesal" atas insiden bulan lalu di India, dan kepala kebijakan hukum dan publik perusahaan Vijaya Gadde meminta maaf secara individu kepada beberapa pengguna.
KEYWORD :CEO Twitter Jack Dorsey