Sabtu, 23/11/2024 16:20 WIB

Pemilu Meregang Nyawa di Bangladesh

Setidaknya 17 orang tewas dalam kekerasan terkait pemilihan di Bangladesh pada Minggu (301/2) waktu setempat.

Aksi pelajar di Bangladesh (Foto: Al Jazeera)

Jakarta - Setidaknya 17 orang tewas dalam kekerasan terkait pemilihan di Bangladesh pada Minggu (301/2) waktu setempat.

Ketika orang Bangladesh memberikan suara mereka untuk memilih anggota parlemen dan memberikan Perdana Menteri Sheikh Hasina rekor masa jabatan keempat, kekerasan pecah antara pendukung Liga Awami yang berkuasa dan oposisi Jatiya Oikya Front.

Liga Awami Hasina telah berkuasa sejak 2009 dan memiliki kemenangan luar biasa pada Januari 2014 di tengah boikot. Selama ekonomi yang kuat, Hasina telah dituduh otoriterisme dan pelecehan terhadap media serta tokoh-tokoh oposisi.

Front Jatiya Oikya menuduh Liga Awami Hasina melakukan kecurangan dalam pemilihan dan mengklaim ribuan aktivisnya ditangkap menjelang pemungutan suara.

Mahbubul Alam Hanif, sekretaris jenderal bersama partai yang berkuasa, mengatakan, "Kami senang dengan hasil pemungutan suara. Saya percaya Liga Awami akan mendapatkan kemenangan mutlak."

Sekitar 600.000 personel keamanan dikerahkan di seluruh negeri dan ibukota, Dhaka, tetap relatif tenang.

Sembilan orang tewas di divisi Chittagong, kata pejabat polisi dilansir UPI. "Seorang pria ditembak mati ketika mencoba mencuri kotak suara di pusat Cumilla."

Salah satu korban tewas dalam insiden tersebut ialah seorang anggota agen penegak hukum di tenggara Noakhali

Human Rights Watch pekan lalu mengatakan lingkungan politik yang represif di Bangladesh menjelang pemilihan nasional 30 Desember 2018 merusak kredibilitas proses tersebut.

Laporan setebal 37 halaman itu mengatakan polisi gagal bertindak tanpa memihak dan mengabaikan serangan terhadap tokoh-tokoh oposisi.

KEYWORD :

Pemilu Bangladesh Korban Tewas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :