Muslim Uighur di China
Melbourne, Jurnas.com - Aksi unjuk rasa di depan Konsulat China di Melbourne bersatu menentang penindasan China terhadap etnis Uyghur di Turkestan Timur.
Dilansir dari Anadolu, para demonstran meneriakkan slogan-slogan seperti "Kebebasan untuk Turkestan Timur", "Kebebasan untuk Uyghur", dan "Berhenti membunuh orang-orang Uyghur".
"Kami meminta pemerintah Australia, parlemen dan perdana menteri untuk mendesak China menghentikan penganiayaan. Ini bukan hanya tentang hak-hak orang Uyghur, tetapi juga hak asasi manusia," kata kepala Asosiasi Turkestani Timur Adelaide, Nur Muhammad Turkistani, Kamis (7/2) waktu setempat.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
"Jutaan orang Turki Uyghur ditangkap dan dianiaya di kamp-kamp," tambahnya.
Aksi Protes tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Turkestani Timur Australia, didukung oleh orang-orang Turki Uyghur yang tinggal di negara itu serta orang-orang Turki dan Muslim Australia dari berbagai latar belakang etnis.
Sekedar diketahui, wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uyghur.
Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.
China meningkatkan sejumlah pembatasan dalam dua tahun terakhir, melarang laki-laki berjanggut dan wanita memakai jilbab serta memperkenalkan apa yang dianggap oleh banyak ahli sebagai program pengawasan elektronik terluas di dunia, menurut Wall Street Journal.
Hingga 1 juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di wilayah Xinjiang China, kini dipenjara dalam jaringan "kamp pendidikan ulang politik" yang terus berkembang, menurut pejabat AS dan ahli PBB.
KEYWORD :Etnis Uighur China Aksi Unjuk Rasa