Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta, Jurnas.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir menyadari masih banyak perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) yang belum terakreditasi A.
Kendati demikian dia beralasan hal itu dikarenakan usia PTNU yang masih relatif muda. Namun dia optimistis PTNU memiliki potensi besar diminati masyarakat, karena unggul di bidang keagamaan.
“LPTNU (Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama, Red) harus berkembang lebih cepat. Karena ini baru, jadi harus cepat, lebih kencang,” kata Menteri Nasir pada Senin (18/2) di Jakarta.
Nasir menjelaskan, setidaknya ada dua perguruan tinggi NU yang mendekati penilaian akreditas A. Kedua kampus ialah Universitas Islam Malang (Unisma) dengan nilai 357, dan Universitas NU Surabaya (UNUSA) dengan nilai 340.
Dia berharap dalam tempo tiga tahun ke depan, kedua kampus ini akan meraih akreditasi A. sementara untuk PTNU yang saat ini mendapatkan akreditas B, diharapkan menjadi A dalam lima tahun mendatang.
Sementara Wakil Ketua LPTNU Muhammad Afifi mengatakan, pihaknya telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan NU.
Upaya-upaya itu telah dilakukan sejak 2015 dengan mendorong kampus berakreditasi C menjadi B dan akreditas B menjadi A. Pembelajaran daring (online learning) pun terus ditingkatkan.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris LPTNU Lukmanul Hakim. Sejak LPTNU berdiri, PTNU diklaim mengalami kemajuan pesat. Jika sebelumnya hanya ada 100 kampus, kini PTNU berjumlah 217 di seluruh Indonesia, dengan penerima beasiswa bidikmisi yang juga meningkat.
“Tahun 2017 ada 956 mahasiswa, tahun ini 1465 mahasiswa,” terang Lukmanul.
KEYWORD :Mohamad Nasir Kampus NU Perguruan Tinggi