Marlen Sitompul | Senin, 04/03/2019 14:25 WIB
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah
Jakarta - Meski Prabowo Subianto diprediksi menang dalam kontestasi Pilpres 2019, namun tidak demikian dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai pendukung.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR,
Fahri Hamzah, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/3). Menurutnya, partai pimpinan Sohibul Iman itu tidak akan lolos ke parlemen pada Pemilu serentak 2019.
"Tidak lolos (parlementary threshold), berat. Meskipun saya percaya Pak
Prabowo menang karena arus bawah, tapi kalau
PKS itu berat," kata Fahri.
Sebab, lanjut Fahri, partai yang sudah lama dibesarkannya itu sedang menghadapi masalah dengan kepemimpinannya. Dimana, kepemimpinan
PKS sekarang lebih feodal dan anti kritik.
"
PKS itu memang punya masalah. Kita yang muda itu ingin kulturnya berbubah menjadi demokratis, terbuka, dan egaliter. Tapi malah berkembang feodalisme di kepemimpinnya dan ini sayang kadernya tidak nangkap," terangnya.
Selain itu, kata Fahri, pimpinan
PKS juga bersikap otoriter terhadap kader. Menurutnya, seluruh kader yang maju sebagai Caleg dipaksa untuk menandatangani surat pengunduran diri dengan blangko dan tanggal dikosongkan.
Kata Fahri, tujuannya adalah agar pimpinan
PKS dapat dengan mudah memecat kader yang lolos ke DPR, jika berseberangan dengan partai. Padahal, sikap pimpinan
PKS tersebut bertentangan dengan sistem demokrasi dan konstitusi di tanah air.
"Partai itu hanya mencalonkan. Dan yang dicalonkan partai itu ada yang dipilih rakyat dan yang tidak dipilih rakyat. Setelah dipilu rakyat, maka dia mendapat mandat dari rakyat, tidak bisa partai menarik begitu saja," tegas Fahri.
KEYWORD :
Pemilu 2019 Fahri Hamzah PKS Prabowo