Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Maman Wijaya
Jakarta, Jurnas.com – Kepala Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Maman Wijaya mengatakan, film Indonesia mengungguli film India (Bollywood), jika dilihat dari segi rata-rata penonton per film atau Break Event Point (BEP).
“Film Indonesia BEP kita 270.000 penonton. Itu rata-rata nasional ya. Nah, rata-rata nasional kita penontonnya 287.000 penonton per judul film. Jadi di atas BEP,” ujar Maman usai membuka Rapat Koordinasi `Film sebagai Media Pemajuan Pendidikan dan Kebudayaan`, di IPC, Bogor pada Kamis (14/3).
Sementara Bollywood, lanjut Suherman, rata-rata nasional per judul masih berada di bawah BEP, di mana BEP Indonesia dan India dalam hal ini memiliki standar yang berbeda.
Libur Lebaran Bioskop Dipenuhi Film Indonesia, Manoj Punjabi: Jangan Takut dengan Film Asing
“Yang jelas mereka di bawah rata-rata BEP,” tegas Maman.
Meman mengakui, film Indonesia memang masih jauh kualitas dan jumlah penontonnya jika dibandingkan dengan film box office Bollywood, Hong Kong, dan China. Namun dia optimistis trennya terus mengalami peningkatan.
Lebih lanjut, pada 2015 jumlah penonton film Indonesia di bioskop berkisar di angka 16 juta penonton. Angka itu meningkat menjadi 34 juta pada 2016, 42 juta pada 2017, dan 48 juta penonton pada 2018 lalu.
“Itu baru film bioskop. Karena kita bicara film tidak hanya di bioskop, ada pula over the top. Itu peningkatannya lebih tajam lagi,” jelas dia.
Tak hanya jumlah penonton, jumlah produksi film Indonesia pun mengalami peningkatan. Menurut Maman, selama periode 2017 hingga 2018, jumlahnya naik dari 131 film menjadi 148 film.
“Itu yang beredar. Kalau yang lulus sensor itu sampai 400-an,” tutur Maman.
Sementara Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemdikbud Gogot Suharwoto mengatakan, untuk merangsang anak-anak tertarik dengan dunia perfilman, pemerintah menggarap film-film pendek, seperti film animasi dan film sederhana tentang pembelajaran.
Film-film tersebut kemudian diunggah ke platform video YouTube, dengan tujuan agar mudah diakses oleh anak-anak yang dewasa ini lekat dengan ponsel pintar (smartphone).
“Kalau yang (film) animasi sudah, tapi yang cerita sederhana belum,” tandas Gogot.
KEYWORD :Film Indonesia Pusbangfilm Kemdikbud Bollywood