Perdana Menteri Jacinda Adern berbicara kepada media di Parlemen ketika Selandia Baru Mempertimbangkan Reformasi Hukum Gun di Wellington, Selandia Baru, pada 19 Maret 2019. / Foto VCG
Jakarta, Jurnas.com - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern bersumpah untuk tidak pernah mengucapkan nama pria bersenjata yang menyerang dua masjid di negaranya saat dia membuka sesi parlemen yang suram dengan pesan perdamaian "assalaamu alaikum" yang menggugah bagi umat Islam.
"Dia akan menghadapi kekuatan penuh dari hukum di Selandia Baru," ujar Ardern sambil berjanji bahwa dia akan menghalangi pria yang membantai 50 orang di Christchurch dari publisitas yang dia inginkan.
"Dia mencari banyak hal dari tindakan terornya, salah satu ketenaran," katanya kepada majelis anggota parlemen Australia berusia 28 tahun yang dituduh melakukan pembantaian.
"Itulah sebabnya kamu tidak akan pernah mendengarku menyebutkan namanya. Dia seorang teroris. Dia seorang kriminal. Dia seorang ekstremis. Tetapi ketika aku berbicara, dia tidak akan disebutkan namanya," tambahnya.
Mengenakan pakaian hitam, pemimpin berusia 38 tahun itu membuka pidatonya di parlemen dengan simbolisme ucapan yang diucapkan di seluruh dunia Islam.
"Waalaikum salaam wa rahmatullahi wa barakatuh," katanya - `Semoga perdamaian, rahmat, dan rahmat Allah menyertai kamu juga.`
Dia menutup pidatonya dengan mencatat bahwa pada hari Jumat, itu akan menjadi seminggu sejak serangan itu, anggota komunitas Muslim akan berkumpul untuk beribadah pada hari itu. Mari kita mengakui kesedihan mereka seperti yang mereka lakukan.
Paripurna Sepakati Perpanjangan Pembahasan RUU Hukum Acara Perdata dan RUU Perubahan UU Narkotika
Ardern telah menjanjikan reformasi undang-undang senjata Selandia Baru yang memungkinkan Tarrant untuk secara sah membeli senjata yang digunakannya dalam serangan itu, termasuk senapan semi-otomatis.
KEYWORD :Selandia Baru Serangan Mesjid