Serpihan pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh tak lama setelah mengudara. Dikabarkan seorang WNI ikut tewas tragedi tersebut.
Ababa, Jurnas.com - Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Ethiopia merilis sebuah laporan awal terkait informasi yang diperoleh dari jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 pada 10 Maret lalu.
Dalam laporan sebanyak 33 halaman itu, dilaporkan, pilot berusaha mengangkat hidung pesawat sebanyak tiga kali selama penerbangan yang hanya berlangsung 6 menit sebelum menghamtam bumi.
Laporan tersebut menyebut sensor angle of attack (AoA) pesawat tidak memberikan data yang akurat, dan pengaturan flettner yang berfungsi mempermudah pilot selama penerbangan tidak berfungsi.
Sementara itu, kecepatan pesawat mencapai 925 kilometer per jam tepat sebelum jatuh ke tanah.
Mengenai informasi pilot pesawat tersebut, kapten pilot memiliki riwayat 103 jam terbang menggunakan pesawat jenis Boeing 737 Max 8, dan total 8.122 jam dengan pesawat jenis lainnya.
Japan Airlines Borong 21 Pesawat Boeing 737 MAX
Sementara kopilot memiliki riwayat 56 jam pengalaman penerbangan dengan pesawat jenis itu, serta secara keseluruhan 361 jam.
Menteri Transportasi Ethiopia, Dagmawit Moges, pada konferensi pers mengungkapkan bahwa masalah yang dihadapi oleh pesawat Boeing 737 MAX 8 adalah sebuah masalah yang dapat dikendalikan.
China Izinkan Kembali Boeing 737 MAX Mungudara
Penerbangan Ethiopian Airlines 302 jatuh pada Minggu 10 Maret di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, menewaskan semua penumpang dan awak yang berjumlah 157.
Sebelumnya, tipe pesawat yang sama milik Lion Air juga mengalami kecelakaan pada Oktober di Indonesia dan menewaskan semua penumpang dan awaknya. Kedua kecelakaan itu terjadi tak lama setelah lepas landas.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan untuk menangguhkan pesawat didasarkan pada informasi yang dikumpulkan dari lokasi kecelakaan Ethiopian Airlines pada Rabu serta informasi satelit. (Anadolu)
KEYWORD :
Kecelakaan Udara Boeing 737 MAX Ethiopian Airlines