Pemimpin partai oposisi terkemuka Sudan Sadiq al-Mahdi berpidato di hadapan para pendukungnya setelah ia kembali dari hampir setahun dalam pengasingan di Khartoum, Sudan, 19 Desember 2018. / Foto Reuters
Khartoum, Jurnas.com - Pemimpin sementara Sudan mengatakan dewan militer transisi yang telah memerintah negara itu sejak penggulingan pemimpin lama Omar al-Bashir berkomitmen menyerahkan kekuasaan kepada sipil.
Tetapi para pemimpin oposisi mengatakan pada Minggu mereka menunda pembicaraan dengan para penguasa militer karena tidak percaya janji mereka untuk memindahkan kendali negara Afrika Utara.
"Dewan militer transisi adalah pelengkap bagi pemberontakan dan revolusi. Dewan itu berkomitmen untuk menyerahkan kekuasaan kepada rakyat," kata Letnan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan kepada televisi pemerintah, Minggu.
"Kami sama sekali tidak rakus ingin tetap berkuasa lebih dari waktu yang kami sepakati dengan partai-partai oposisi. Kami sedang menunggu oposisi mengajukan proposal mereka," sambungnya.
Namun para pemimpin oposisi kemudian mengatakan kepada para pendukungnya di sebuah demonstrasi besar di ibukota Khartoum bahwa militer gagal memenuhi tuntutan mereka dan negosiasi akan diganti dengan demonstrasi lebih lanjut.
"Dewan militer masih belum serius menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil. Dewan (militer) ini juga mewakili bagian dari rezim lama," kata Mohamed al-Amin Abdulaziz, juru bicara Asosiasi Profesional Sudan (SPA).
"Kami akan melanjutkan protes kami dan kami akan meningkatkan protes kami. Kami akan memboikot pembicaraan dengan dewan militer," katanya.
Al-Burhan juga mengatakan, Khartoum akan mengirim delegasi ke Washington untuk mencari pemindahan Sudan dari daftar "sponsor negara terorisme" Amerika Serikat (AS).
"AS telah meminta kami mengirim delegasi untuk mengadakan pembicaraan mengenai masalah menghapus nama Sudan dari daftar negara sponsor terorisme," katanya.
"Delegasi ini telah dibentuk dan akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat minggu ini atau minggu depan," sambungnya.
Sementara itu, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di luar markas militer di ibukota, Khartoum, Ahad malam bersumpah tidak akan meninggalkan tempat itu hingga pemerintah sipil diganti.
"Saya senang dewan militer mengatakan mereka akan menyerahkan kekuasaan," Amru Ahmed al-Dayib, 41, seorang teknisi perusahaan minyak, mengatakan kepada Al Jazeera.
"Kami ingin mereka menyerahkan kepada orang-orang yang independen. Saya pikir Burhan jujur. Tetapi saya akan melanjutkan protes sampai itu terjadi," sambungnya.
Tafaul Awad, 25, seorang asisten pengajar di Universitas Khartoum, menyatakan keraguannya atas janji militer.
"Saya tidak mempercayai Burhan. Kami ingin kekuasaan diserahkan sepenuhnya kepada warga sipil, tetapi Burhan mengambil terlalu banyak waktu. Semua indikasi adalah ia memiliki niat lain. Saya tidak berpikir militer tertarik untuk menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil," ujarnya.
KEYWORD :Omar al-Bashir Sudan Militer