Sabtu, 23/11/2024 19:02 WIB

Amerika Kutuk Serangan Bom Sri Lanka

Setidaknya enam ledakan menghantam hotel dan gereja ketika para penyembah berkumpul untuk kebaktian Paskah di kota-kota Kolombo, Negombo dan Batticaloa.

Personel keamanan berjaga-jaga setelah ledakan terjadi di Gereja St Anthony di Kochchikade di Kolombo

Jakarta, Jurnas.com - Ledakan serentak terjadi di Minggu Paskah Sri Lanka pagi hari di tiga gereja dan tiga hotel. Setidaknya 207 orang tewas dan 500 lainnya luka-luka.

Beberapa orang Amerika termasuk di antara 207 orang yang tewas dan 450 lainnya luka-luka dalam serangan teroris simultan di beberapa hotel dan gereja kelas atas di Sri Lanka pada hari Minggu Paskah, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membenarkan hari Minggu.

"Amerika Serikat mengutuk serangan teror di Sri Lanka pada pagi Paskah," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri dilansir ASToday, Senin (22/04).

"Serangan terhadap orang tak bersalah yang berkumpul di tempat ibadah atau menikmati hidangan liburan adalah penghinaan terhadap nilai-nilai universal dan kebebasan yang kita junjung tinggi, dan sekali lagi menunjukkan sifat brutal teroris radikal yang satu-satunya tujuannya adalah untuk mengancam perdamaian dan keamanan," tambahnya.

Setidaknya enam ledakan menghantam hotel dan gereja ketika para penyembah berkumpul untuk kebaktian Paskah di kota-kota Kolombo, Negombo dan Batticaloa.

Beberapa jam kemudian, ledakan di wisma menewaskan sedikitnya dua orang. Kemudian ledakan kedelapan mengguncang jembatan di daerah Dematagoda di pinggiran ibu kota Kolombo, menurut juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekara.

Tiga petugas polisi terbunuh ketika mereka pergi untuk menanyai tersangka. Tujuh tersangka ditangkap.

"Orang-orang diseret keluar," kata Bhanuka Harischandra, dari Kolombo, pendiri perusahaan pemasaran teknologi berusia 24 tahun yang akan pergi ke Shangri-La Hotel di kota itu untuk sebuah pertemuan ketika bom itu dibom.

“Orang-orang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Itu mode panik. Ada darah di mana-mana," tambahnya.

Serangan itu meningkatkan ketakutan para peniru. Di New York City, petugas polisi "akan melakukan kunjungan berkala ke semua rumah ibadah, memberikan perhatian khusus kepada mereka yang memiliki layanan Paskah," juru bicara polisi Sgt. Kata Brendan Ryan.

Setidaknya 20 orang asing termasuk di antara yang tewas di Kolombo, menurut Anil Jasinghe, direktur jenderal pelayanan kesehatan. Di antara mereka ada dua yang merupakan warga negara AS dan Inggris. Ada juga tiga orang India, satu warga negara Portugis, dua warga negara Turki, dan tiga warga negara Inggris.

Nama-nama korban AS belum dirilis. Sembilan orang asing dilaporkan hilang.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Minggu malam waktu setempat.

Ini adalah ledakan kekerasan paling mematikan di Sri Lanka sejak perang saudara berdarah negara Asia Selatan itu berakhir satu dekade lalu. Negara pulau yang berpenduduk sekitar 23 juta orang di ujung selatan India itu relatif damai sejak perang berakhir, meskipun berbagai faksi terus berdesak-desakan untuk merebut kekuasaan.

KEYWORD :

Ledakan Bom Gereja Sri Lanka Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :