India mengoperasikan 11.000 kereta api setiap hari, dimana 7.000 adalah kereta penumpang (Foto: Getty Images)
Kuala Lumpur, Jurnas.com - Pemerintah Malaysia membantah tuduhan memberikan tanah sebesar 4.500 are atau 1800 hektare ke China untuk mengurangi biaya proyek East Coast Rail Link (ECRL), lansir Malay Mail pada Selasa.
Menteri Keuangan Malaysia menyatakan isu tersebut tidak benar dan pemberian tanah ke China harus melalui persetujuan kabinet.
"Kami harus menunggu kontrak resmi dan semua perincian akan diungkapkan. Sejauh yang saya tahu, itu tidak diberikan secara gratis," kata Lim kepada wartawan.
Media sebelumnya melaporkan blogger Raja Petra Kamaruddin dalam blognya melaporkan bahwa China Communications Construction Company Ltd (CCCC) menerima 4.500 are tanah di tujuh lokasi dekat stasiun pemberhentian ECRL.
Pemerintah Malaysia sebelumnya mengumumkan proyek ECRL akan berlanjut dengan biaya konstruksi sebesar RM44 miliar atau sekitar Rp150 triliun.
Biaya konstruksi ini berkurang RM21,5 miliar dibandingkan dari biaya sebelumnya sebesar RM65,5 miliar. Pengurangan biaya dicapai setelah Malaysia Rail Link Sdn Bhd (MRL) menandatangani Perjanjian Tambahan (SA) dengan CCCC.
Utusan negosiasi Malaysia ke China, Daim Zainuddin telah mengkritik perjanjian awal ECRL karena kurangnya transparansi dan besarnya dana yang harus dikeluarkan negeri jiran tersebut.
Daim, yang juga eks menteri keuangan, mengungkapkan mantan perdana menteri Datuk Seri Najib Razak telah menentang saran dari Unit Perencanaan Ekonomi saat meneken kontrak dengan China.
KEYWORD :Malaysia Proyek China Kereta Api