Aksi kakek cabuli cucu terancam 15 tahun penjara. (Foto : Jurnas/doknet)
Los Angeles, Jurnas.com - Seorang mantan Marinir Amerika Serikat yang dituduh mencuri barang elektronik dari kedutaan Korea Utara di Madrid, diperintahkan oleh hakim federal di Los Angeles pada Selasa (23/4) kemarin untuk tetap di tahanan AS, sambil menunggu kemungkinan ekstradisi ke Spanyol.
Hakim juga memerintahkan penutupan dokumen pengadilan AS dalam kasus terhadap Christopher Philip Ahn, 38, yang ditangkap oleh agen federal di Los Angeles, Kamis lalu.
Pemerintah Spanyol telah meminta ekstradisi Ahn dari Amerika Serikat. Dia dituduh ada di antara sekelompok tujuh penyusup yang menyerbu misi Korea Utara pada 22 Februari lalu.
Mereka menahan staf kedubes, dan secara fisik memukul beberapa personil kedutaan, menyandera mereka selama berjam-jam dan kemudian melarikan diri.
Penyelidik Spanyol mengidentifikasi para penyusup sebagai anggota yang mengaku diri dari sebuah kelompok yang menyebut dirinya Cheollima Civil Defense dan mencari penggulingan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Menurut dokumen pengadilan AS, para perampok memindahkan komputer, drive komputer, dan ponsel dari kedutaan sebelum pemimpin yang diduga, Adrian Hong, melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan bertemu dengan FBI.
Hong, seorang warga negara Meksiko dan penduduk AS, adalah seorang aktivis yang ikut mendirikan kelompok hak asasi manusia nirlaba Liberty di Korea Utara tetapi kemudian meninggalkan organisasi itu. Keberadaannya tetap tidak diketahui.
Kelompok anti-Kim, yang juga menyebut dirinya Free Joseon, telah membantah menyerang kedutaan, bersikeras anggotanya diundang ke dalam.
KEYWORD :Marinir AS Korea Utara