Muslim Sri Lanka (foto: Google)
Jakarta, Jurnas.com - Ratusan pengungsi Muslim di Sri Lanka barat telah mengungsi di masjid-masjid dan kantor polisi setelah menghadapi intimidasi menyusul pemboman mematikan di Paskah.
Setidaknya 359 orang tewas dalam ledakan bunuh diri terkoordinasi hari Minggu, termasuk lebih dari 100 orang Kristen menghadiri misa di gereja St Sebastian di Negombo di pantai barat pulau itu.
Serangan-serangan itu telah dikecam oleh para pemimpin minoritas Muslim di negara itu, tetapi komunitas tersebut dibiarkan dalam ketakutan akan serangan balasan.
Sejumlah Muslim Ahmadi yang menetap di Negombo setelah melarikan diri dari penganiayaan di negara asal mereka telah diusir dari akomodasi mereka oleh tuan tanah, menurut para pejabat.
“Hari ini para pengungsi ini telah menjadi pengungsi lagi di Sri Lanka. Mereka telah mengungsi untuk kedua kalinya, ”Ruki Fernando dari Inform, sebuah kelompok hak asasi manusia Sri Lanka dilansir Japantimes.
Para pengungsi berasal dari Pakistan, Afghanistan, Yaman dan Iran. Para Ahmadi menghadapi serangan berulang-ulang di negara-negara ini oleh kelompok-kelompok Islam garis keras yang tidak menganggap mereka sebagai Muslim.
Fernando mengatakan para pemilik rumah telah mengusir para pengungsi karena mereka khawatir properti mereka akan menjadi sasaran kelompok-kelompok yang ingin membalas dendam atas ledakan bom yang dilakukan oleh kelompok Islam garis keras.
Iran Panggil Diplomat Senior Ukraina, Ada Apa?
Banyak orang lain telah melarikan diri atas kemauan sendiri, takut akan keselamatan mereka.
"Beberapa orang tak dikenal masuk ke rumah mereka di Negombo dan memukuli mereka," kata Fernando.
Dia mengatakan jumlah belum diverifikasi tetapi sekitar 700 pengungsi diyakini telah berlindung di satu masjid Negombo.
Sekitar 120 berada di kantor polisi sementara beberapa ratus lainnya berada di masjid lain di Gampaha, 25 kilometer (15 mil) dari Negombo.
Dia mengatakan bahwa lusinan naik bus untuk meninggalkan Negombo pada hari Rabu tetapi berbalik setelah mereka disarankan untuk tidak pergi ke ibukota Kolombo karena kekhawatiran keamanan.
“Orang-orang takut. Mereka berada dalam posisi yang rentan dan tidak memiliki fasilitas dasar, ”kata Herman Kumar dari Unity of Negombo Citizens, sebuah kelompok yang berusaha menumbuhkan kerukunan bersama di kota.
Komentar itu muncul pada konferensi pers di Kolombo di mana para pemimpin masyarakat dari berbagai agama di Sri Lanka mendesak persatuan dan ketenangan ketika ketegangan meningkat di pulau itu.
“Kami menghimbau semua komunitas untuk bersatu dan melindungi setiap orang,” kata Kumar.
KEYWORD :Muslim Sri Lanka Ledakan Bom