Muslim Sri Lanka (foto: Google)
Kolombo, Jurnas.com – Ada pemandangan berbeda ketika umat Islam di ibu kota Kolombo, Sri Lanka akan melakukan Salat Jumat pada hari ini (26/4).
Masjid Kollupitiya Jumma berkubah emas di salah satu sudut ibu kota Kolombo dijaga ketat oleh tentara yang dipersenjatai senapan serbu.
Dilansir dari Reuters, keamanan diperketat di ibu kota sejak serangkaian serangan bunuh diri di hotel dan gereja pada hari Minggu Paskah, yang menewaskan 253 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
China Keberatan AS Gertak Sri Lanka
Hampir 10.000 tentara dikerahkan di seluruh negara bagian pulau Samudra Hindia itu, untuk melakukan pencarian dan memberikan keamanan bagi pusat-pusat keagamaan.
Kekhawatiran akan kekerasan sektarian pembalasan, telah menyebabkan komunitas Muslim meninggalkan rumah mereka di tengah ketakutan akan bom.
“Ini adalah situasi yang sangat menyedihkan,” kata seorang pekerja berusia 28 tahun Raees Ulhaq.
“Kami bekerja dengan orang-orang Kristen, Budha, Hindu. Itu telah menjadi ancaman bagi kita semua karena apa yang telah dilakukan beberapa orang ini terhadap negara yang indah ini,” imbuh dia.
140 Tersangka Bom Sri Lanka Diduga Jaringan ISIS
Diketahui, 22 juta orang di Sri Lanka termasuk Kristen minoritas, Muslim dan Hindu. Muslim dan Kristen sebagian besar hidup berdampingan secara damai, kebal dari banyak ketegangan yang terjadi antara kelompok-kelompok agama di banyak bagian dunia.
Dan sebagian besar penduduk Sri Lanka berdoa agar gereja meledak lima hari yang lalu tidak merusak harmonisme beragama, termasuk salah satu rangkaian berdoa ialah ketika Salat Jumat.
“Tidak semua Muslim adalah teroris,” ujar Abdul Waheed Mohamed, seorang insinyur berusia 43 tahun setelah meninggalkan Salat Jumat.
“Setiap hari sejak pembantaian ini terjadi, aku, keluargaku, dan semuanya, kami berdoa kepada Tuhan, tolong bawa kami kedamaian,” tandas dia.
KEYWORD :Bom Paskah Sri Langka