Sabtu, 23/11/2024 06:29 WIB

China Enggan Merundingkan Kesepakatan Nuklir

Menteri Luar Negeri China Wang Yi, mengatakan, bergabung dengan Rusia dan AS merundingkan kesepakatan itu bukanlah suatu keharusan.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi

Moskow, Jurnas.com - Pemerintah China tidak tertarik bergabung dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) untuk merundingkan perlucutan senjata nuklir.

Keengganan China merundingkan kemungkinan bergabung dengan Pakta Nuklir Jangka Menengah merupakan salah satu alasan utama keluarnya AS dari perjanjian tersebut.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Washington siap untuk mempertahankan perjanjian dengan syarat Beijing juga terlibat.

Pada konferensi pers di Sochi setelah pertemuan dengan rekan sejawatnya dari Rusia Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan, bergabung dengan Rusia dan AS merundingkan kesepakatan itu bukanlah suatu keharusan.

"China menjaga persenjataan nuklirnya pada tingkat minimum, sepadan dengan kebutuhan kebijakan pertahanannya, terutama karena ketidakpastian situasi di Semenanjung Korea," kata Yi, Senin (13/5).

Menanggapi soal kesepakatan pengendalian senjata lainnya, Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START), Sergey Lavrov mengatakan akan membahas masa depannya dalam pernjanjian tersebut dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo selama pertemuan di Sochi pada 14 Mei.

Lavrov menuturkan bahwa kesepakatan nuklir dan program nuklir Iran juga akan menjadi dalam pertemuan tersebut.

"Besok, kami akan mencoba mengklarifikasi rencana Amerika untuk mengatasi krisis ini (seputar kesepakatan nuklir Iran) yang merupakan hasil dari keputusan sepihak mereka. Saya menantikan pembicaraan yang jujur dengan rekan saya," ujarnya.

Tahun lalu, Presiden AS, Donald Trump menarik negaranya dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) plus Jerman.

Tak lama kemudian, Washington memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran yang menargetkan sektor energi dan perbankan negara itu. Tak sampai di situ, AS juga mencabut keringan sanksi kepada importir minyak untuk mengimpor minyak Iran dan melabeli militer Negeri Para Mullah sebagai teroris internasional.

Baik Lavrov dan Wang mengecam sanksi ekonomi AS, mengatakan bahwa kedua negara tidak menerima tindakan yang bertentangan dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

 

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat China Rusia Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :