Pemandangan kilang minyak Ras Tanura dan terminal minyak Aramco di Arab Saudi (Foto: Ahmed Jadallah / Reuters)
Riyadh, Jurnas.com - Pesawat tak berawak menabrak dua stasiun pompa minyak Aramco, sementara serangan lainnya menargetkat infrastruktur energi di tempat lain di Arab Saudi.
Demikian kata Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dirilis Saudi Press Agency (SPA) yang dikelola pemerintah, Selasa (14/5).
Insiden yang terjadi pada pagi itu, menyebabkan kerusakan kecil pada salah satu stasiun yang mengaliri pipa dari Provinsi Timur yang kaya minyak ke Pelabuhan Yanbu di Laut Merah.
Terjadi sedikit kebakaran, namun masih bisa dikendalikan. Sementara itu, pihak Aramco sementara waktu berhenti memompa minyak melalui pipa. "Saudi Aramco telah mengambil semua langkah yang diperlukan dan menutup sementara pipa untuk mengevaluasi kondisinya," kata Falih.
Sebelumnya, sebuah stasiun televisi pemberontak Houthi, Yaman, mengatakan, kelompok telah meluncurkan serangan pesawat tak berawak pada instalasi Saudi, tanpa mengidentifikasi target atau waktu serangan.
Ini terjadi sehari setelah Riyadh mengatakan dua dari tanker minyaknya berada di antara empat kapal yang diserang di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu (12/5).
Saluran TV Al Masirah milik Houthi mengutip seorang pejabat militer Houthi yang mengatakan bahwa "tujuh pesawat tak berawak melakukan serangan terhadap instalasi vital Saudi".
Sejauh ini belum jelas, apakah Houthi, yang berjuang melawan koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi-UEA di Yaman, bertanggung jawab atas serangan empat kapal minyak di dekat Fujairah, yang terletak tepat di luar Selat Hormuz.
Namun, Houthi telah berulang kali meluncurkan serangan drone dan rudal ke Arab Saudi dan juga mengklaim telah meluncurkan serangan drone ke UEA.
Di Twitter, Al Masirah mengutip pejabat itu yang mengatakan: "Operasi militer besar ini sebagai tanggapan atas agresi dan blokade yang berkelanjutan terhadap orang-orang kami dan kami siap untuk melakukan serangan yang lebih unik dan keras."
Arab Saudi dan UEA memimpin aliansi Muslim Sunni yang didukung-Barat yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015 terhadap Houthi dalam upaya memulihkan pemerintah yang diakui secara internasional.
Al-Falih menyebut pelaku penyerang itu pengecut. Ia mengatakan, tindakan sabotase baru-baru ini terhadap dua kapalnya yang mengangkut minyak tidak hanya menargetkan Arab Saudi, tetapi juga keamanan pasokan energi dunia dan ekonomi global.
KEYWORD :Arab Saudi Pesawat Tanpa Awak Pipa Minyak