Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan tidak begitu yakin perang akan pecah di kawasan itu karena Teheran tidak menginginkan konflik dan tidak ada negara yang ingin menghadapi Iran.
Tensi kedua negara meninggi, sejak Gedung Putih memerintahkan kapal perang dan pembom ke Timur Tengah untuk melawan dugaan, ancaman dari Iran.
Awal pekan ini AS juga menarik beberapa staf diplomatik dari kedutaan besarnya di Baghdad setelah serangan akhir pekan terhadap empat kapal tanker minyak di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA).
"Tidak akan ada perang karena kita tidak menginginkan perang, juga tidak ada orang yang punya ide atau ilusi bahwa itu dapat menghadapi Iran di wilayah itu," kata Zarif kepada IRNA sebelum mengakhiri kunjungannya ke Beijing.
Sementara itu, media Saudi melaporkan, kerajaan dan sejumlah negara Teluk telah menyetujui permintaan AS untuk memindahkan pasukan militernya di perairan dan wilayah Teluk.
Menurut laporan itu, persetujuan datang atas dasar perjanjian bilateral antara Washington dan negara-negara Teluk.
Motif untuk pemindahan, menurut laporan Saudi, adalah untuk mencegah Iran dari segala upaya untuk meningkatkan situasi secara militer, bukan untuk terlibat dalam perang dengannya.
Ketegangan berakar dalam keputusan Presiden AS Donald Trump tahun lalu untuk menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan negara adidaya dan menjatuhkan sanksi yang luas.
Trump menarik AS meski Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah memverifikasi bahwa Teheran telah menegakkan kewajibannya berdasarkan kesepakatan.
Pekan lalu, majalah Time mengutip pejabat Pentagon yang mengatakan tidak ada rencana militer untuk menghadapi Iran.
Di pihak Iran, surat kabar Guardian melaporkan dalam sebuah laporan eksklusif pada Kamis (15/5), Teheran telah memerintahkan milisi di Timur Tengah untuk mempersiapkan perang proksi.
Wakil komandan Pengawal Revolusi Iran, Mohammad Saleh Jokar, mengatakan pada Jumat (17/5) rudal negaranya dapat dengan mudah mencapai kapal perang AS berlabuh di Teluk dan seluruh wilayah jika terjadi perang.
Di sisi lain, seorang legislator senior Iran, Hashmatullah Falahat Pishe, menyerukan dialog Iran-Amerika di Irak atau Qatar, untuk mengurangi ketegangan dengan Washington.
Iran Amerika Serikat Donald Trump