Sabtu, 23/11/2024 23:17 WIB

Huawei Merasa Jadi Tumbal Perang Dagang AS-China

Jeremy Thompson menyebut Amerika Serikat (AS) sedang berupaya menyakiti China, dengan cara `menguliti` Huawei.

Ilustrasi Apple dan Huawei (foto: google)

London, Jurnas.com - Wakil Presiden Eksekutif Huawei Jeremy Thompson menyebut Amerika Serikat (AS) sedang berupaya menyakiti China, dengan cara `menguliti` Huawei, di mana kedua negara sedang terlibat perang dagang.

Yang terbaru, pada Senin (20/5), perusahaan AS Google memutuskan untuk membatasi akses Huawei ke sistem operasi Android, termasuk penggunaan Google Play Store, dan aplikasi populer semacam YouTube dan Gmail.

"Kami berada di tengah-tengah perang dagang antara dua negara besar, sehingga ini merupakan kesempatan untuk memberikan kerugian maksimum pada perusahaan kami. Kami adalah sepak bola di antara perang dagang ini," ujar Thompson.

Thompson menambahkan, meskipun Huawei kini sudah mengembangkan sistem operasi sendiri, namun itu tetaplah rencana B, dan perusahaan lebih nyaman bekerja sama dengan Google. Dan eksekutif Huawei itu tetap berharap pembatasan dapat dihindari.

"Kami sedang mengembangkan sistem operasi paralel. Itu sebabnya kami berinvestasi US$14 miliar setahun kepada R&D, dan kami telah menggunakan sebagian dari investasi itu untuk menemukan alternatif," terang dia.

Sebelumnya, raksasa internet Google memutuskan untuk menangguhkan bisnisnya dengan perusahaan telekomunikasi asal China tersebut.

Saat ini pemegang ponsel pintar Huawei di seluruh dunia masih terhubung dengan aplikasi Google. Perangkat itupun masih tetap bisa mengunduh pembaruan aplikasi yang disediakan oleh Google Play.

"Untuk pengguna layanan kami, Google Play dan perlindungan keamanan dari Google Play Protect akan terus berfungsi pada perangkat Huawei yang ada," kata juru bicara Google pada Senin (20/5).

Dilansir dari Reuters, penangguhan ini berpeluang membuat bisnis Huawei di luar China menjadi pincang, karena Huawei akan kehilangan akses ke pembaruan sistem operasi Google Android.

KEYWORD :

Google Huawei Amerika Serikat China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :