Ilustrasi Bendera Amerika Serikat dan Iran (Foto: Reuters)
Teheran, Jurnas.com - Panglima Angkatan Darat Iran mengatakan Amerika Serikat (AS) berusah mengobarkan Iranophobia agar leluasa memeras susu negara-negara Arab di kawasan itu.
"Insiden yang baru-baru ini terjadi di Uni Emirat Arab dan Irak setelah AS memasuki kawasan itu. Mereka berusaha mengobarkan Iranophobia dan memerah susu (negara-negara di kawasan itu)," kata Mayor Jenderal Abdolrahim Moussavi pada Rabu (22/5).
Pernyataan Moussavi menyusul serangan roket yang terjadi di Zona Hijau ibukota Irak, Baghdad, tempat gedung administrasi pemerintah Irak dan misi asing, termasuk kedutaan AS pada Minggu (19/5) malam.
Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang tidak menyakiti siapa pun dan targetnya tidak ditentukan, tetapi Presiden AS, Donald Trump dengan cepat mengjalai serangan itu dimotori Iran.
Moussavi juga tampaknya merujuk pada serangan "sabotase" baru-baru ini yang menargetkan sejumlah kapal komersial di perairan teritorial Uni Emirat Arab (UEA).
Pada Minggu (12/5), empat kapal tanker minyak, termasuk dua yang Saudi, menjadi target sabotase di dekat pelabuhan Fujairah.
Sayangnya, Riyadh dan Abu Dhabi tidak memberikan bukti serangan terhadap kapal mereka. Hanya kapal tanker berbendera Norwegia di pelabuhan itu setelah beberapa kapal mengalami kerusakan.
Dua hari kemudian, dua stasiun pompa minyak di Arab Saudi diserang pesawat tak berawak (drone). Serangam tersebut diketahui dilakukan pada pejuang Houthi Yaman sebagai pembalasan atas perang Saudi yang berkepanjangan melawan Yaman.
Serangan itu menyebabkan Arab Saudi berhenti mengoperasika pipa minyak lintas negara utamanya untuk sementara waktu.
Pejabat Saudi dan Emirat belum mengungkapkan dalang di balik serangan terhadap tanker dan stasiun pompa, tetapi beberapa elit politik dan media AS mengklaim Iran bertanggung jawab.
Di tempat lain dalam sambutannya, Moussavi mengatakan, AS harus tahu bahwa keamanan Timur Tengah tanggung jawab negara-negara di kawasan itu dan orang luar tidak punya pilihan selain meninggalkan wilayah itu.
"Musuh harus tahu bahwa mereka akan benar-benar hancur seandainya mereka mencoba untuk memicu perang," tegas Moussavi.
KEYWORD :Iran Timur Tengah Amerika Serikat Negara Arab