Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat memberikan keterangan pers
Filipina, Jurnas.com - Rodrigo Duterte memerintahkan jajarannya untuk menyewa perusahaan pelayaran swasta untuk mengirim 69 kontainer sampah ke Kanada dan meninggalkannya di perairan teritorialnya, jika menolak menerima sampah tersebut.
"Filipina sebagai negara berdaulat yang merdeka tidak boleh diperlakukan sebagai sampah oleh negara asing lainnya," kata Juru Bicara Kepresidenan, Salvador Panelo dalam jumpa pers, Rabu (22/5) waktu setempat.
Kanada mengatakan limbah, yang diekspor ke Filipina antara 2013 dan 2014, adalah transaksi komersial yang tidak didukung oleh pemerintah Kanada.
Sejak itu, Kanada mengatakan akan mengambil kembali sampah dan kedua negara sedang mengatur proses pemulangan sampah tersebut.
Tetapi Kanada melewatkan tenggat waktu 15 Mei yang ditetapkan Manila untuk mengambil sampah yang membuat Filipina menarik para diplomat dari Kanada pekan lalu.
"Jelas, Kanada tidak menganggap serius masalah ini atau negara kami. Rakyat Filipina sangat terhina tentang Kanada yang memperlakukan negara ini sebagai tempat pembuangan," kata Panelo.
Filipina telah melakukan beberapa protes diplomatik ke Kanada sejak pengadilan 2016 memutuskan sampah itu agar dikembalikan.
Kiriman diberi label berisi plastik untuk didaur ulang di Filipina tetapi diisi dengan berbagai sampah termasuk popok, koran, dan botol air.
Tahun lalu, Duterte memerintahkan militer untuk membatalkan kesepakatan USD233 juta untuk membeli 16 helikopter dari Kanada, setelah Ottawa menyatakan keprihatinan karena alat berat itu akan digunakan untuk melawan pemberontak.
KEYWORD :Sampah Kanada Filipina Rodrigo Duterte