Sabtu, 23/11/2024 16:22 WIB

Hillary Clinton Bandingkan Diplomasi Era Trump dan Agama

Clinton mengkritik keputusan secara sepihak Trum menarik diri dari perjanjian nuklir.

Hillary Clinton (Foto: Reuters)

Teheran, Jurnas.com - Mantan sekretaris negara Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton menyarankan AS terlibat dalam diplomasi dengan Iran bukan ancaman kekuatan, yang suka dilakukan Presiden AS Donald Trump.

"Anda tahu Winston Churchill dengan terkenal mengatakan dengan gaya khasnya yang dapat dikutip: `rahang, rahang, rahang selalu lebih baik daripada perang, perang, perang,`" kata Clinton.

"Itulah yang kami lakukan dengan negosiasi Iran - tutup program nuklir Iran," kata Clinton merujuk upaya diplomatiknya selama pemerintahan Obama. "Itulah yang masih harus kita lakukan."

Sementara pidato Clinton tidak menyebutkan Trump secara langsung, presiden ke-45 AS itu berulang kali mengancam Teheran dengan eskalasi kekuatan, sepertiberjanji akan mengakhiri rezim Iran jika terjadi konflik militer.

Pada 2018, Clinton mengkritik keputusan secara sepihak Trum menarik diri dari perjanjian nuklir. Ia memperingatkan, keputusan tersebut akan menjadi pukulan kredibilitas AS di panggung internasional.

"Sebagai Sekretaris Negara, saya membantu menegosiasikan sanksi internasional yang menyeret Iran ke meja perundingan. Akan jauh lebih sulit untuk yang kedua kalinya, sekarang kredibilitas kami rusak," tulisnya di akun Twitter pada Mei 2018.

Meskipun penarikan secara sepihak AS, Iran masih mematuhi kesepakatan multilateral, yang ditandatangani oleh AS, UE, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China. Semua pihak (kecuali AS) berjanji menegakkan kesepakatan tersebut.

Clinton adalah calon Presiden dari partai Demokrat dalam pemiliha presiden 2016, namun ditumbangkan Trump, Mantan ibu negara, senator dan sekretaris negara, Clinton tetap sebagian besar di bawah radar politik sejak itu.

Ia mengumumkan tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan yang akan dihelat pada 2020 mendatang.

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat Donald Trump Hillary Clinton




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :