Tampak perempuan Iran membawa plakat, beberapa di antaranya membawa foto Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam aksi unjuk di luar bekas kedutaan AS di ibukota Iran Teheran pada 4 November 2017. (Foto: AFP)
Teheran, Jurnas.com - Utusan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Majid Takht-Ravanchi mengancam pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang menyebut Iran sebagai negara teroris.
Takht-Ravanchi menegaskan bahwa justru Teheran menjadi korban terbesar dan musuh terkuat terorisme di kawasan itu.
"Kata-kata kontradiktif Presiden AS tentang Iran jelas menunjukkan permusuhan tak berujung terhadap Iran dan negara besar Iran," kata Takht-Ravanchi.
"Pernyataan idiot ini, lebih dari apa pun, menunjukkan ketidaktahuan (Trump) tentang ribuan tahun sejarah Iran, dan kurangnya pengetahuan tentang negara itu," tambahnya.
Sebelumnya, Kamis (23/5), Trump mengatakan, "Iran menjadi pemain yang sangat berbahaya, pemain yang sangat buruk. Mereka adalah negara teror dan kami tidak akan tahan dengan itu."
Iran, kata Trump, saat ini mengalami masalah keuangan besar-besaran, yang membuat Negeri Para Mullah memiliki inflasi yang tertinggi di dunia.
Trump keluarkan AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015 tahun lalu dan memulihakan kembali sanksi terberat yang sebelumnya pernah membelenggu negara itu.
"Desakan Trump untuk menggunakan kata-kata yang menghina terhadap Iran hanya menggandakan tekad bangsa Iran untuk menentang kebijakan tekanan dan intimidasi," kata Takht-Ravanchi.
Ia mengatakan Iran telah menjadi korban terbesar dan sekaligus musuh terkuat terorisme di kawasan itu.
"Menghancurkan ISIS dan kelompok teror serupa lainnya dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi langkah terbaru Iran dalam hal ini," tambahnya.
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Donald Trump