Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad, Javad Zarif mengatakan Iran akan melihat akhir Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, bukan sebaliknya, dan tidak seperti apa yang dikatakan Trump.
Pekan lalu, Trump kembali mengeluarkan kata-kata permusuhan kepada Iran. Ia menggertak Iran dengan mengatakan, "Jika Iran ingin berperang, maka itulah akhir dari Iran."
Kemudian pada Kamis (23/5), presiden ke-45 AS juga menyebut Iran sebagai negara teror.
Menanggapi hal itu, Zarif menyebut bahwa begitulah sejatinya sikap Trump terhadap rakyat Iran, yang bertentangan dengan klaimnya peduli terhadap rakyat Iran.
Iran sudah ada selama ribuan tahun dan akan terus berdiri. Ia mengatakan, negara yang baru tiba di kawasan itu tidak memiliki hak untuk berbicara tentang Iran seperti itu.
Zarif mengatakan Trump berusaha untuk memaksakan pandangan politiknya tentang Iran melalui sanksi ekonomi, termasuk sanksi pada makanan dan obat-obatan.
"Itu yang sebenarnya terorisme," kata Zarid kepada wartawan, Jumat (24/5).
"Label `teroris` sebenarnya lebih cocok untuk presiden AS sendiri," katanya.
Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan multilateral dengan Iran tahun lalu. Kemudian menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran.
Presiden AS mengklaim ingin kesepakatan lain dengan Republik Islam dan menyatakan bersedia bernegosiasi. Namun, Iran menolak hingga Paman Sam mengubah pendekatannya.
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Donald Trump