Sabtu, 23/11/2024 21:55 WIB

Iran Sebut AS Ancam Perdamaian Internasional

Zarif menyebut keputusan Amerika Serikat (AS) mengirim 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah, sebagai ancaman bagi perdamaian internasional.

Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif

Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut keputusan Amerika Serikat (AS) mengirim 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah, sebagai ancaman bagi perdamaian internasional.

"Peningkatan kehadiran AS di wilayah kami sangat berbahaya, dan merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional, dan harus dikonfrontasi," tegas Zarif kepada kantor berita IRNA sebelum pulang dari Pakistan pada Sabtu (25/5).

Washington sebelumnya beralasan pengiriman pasukan tambahan sebanyak 1.500 tentara merupakan tanggapan atas kampanye serangan yang disetujui Iran.

Serangan itu termasuk roket yang diluncurkan ke Zona Hijau di Baghdad, alat peledak yang merusak empat kapal tanker, dan serangan pesawat tak berawak yang merusak pipa minyak Saudi.

Dilansir dari AFP, Teheran telah membantah terlibat dalam serangkaian serangan tersebut.

"Orang Amerika membuat klaim seperti itu untuk membenarkan kebijakan permusuhan mereka, dan untuk menciptakan ketegangan di Teluk Persia," ujar Zarif.

Sebelumnya, pengerahan pasukan AS secara berturut-turut menimbulkan kekhawatiran sejumlah negara Teluk, bahwa kekacauan dengan Teheran dapat menyebabkan kesalahan perhitungan yang berbahaya.

Kesultanan Teluk Oman, yang pernah menjadi perantara antara Iran dan Amerika Serikat di masa lalu, mengatakan pihaknya berusaha mengurangi ketegangan, setelah kunjungan ke Teheran minggu ini oleh Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Yusuf bin Alawi bin Abdullah.

Pada Selasa lalu, Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi juga mengumumkan bahwa ia mengirim delegasi ke AS dan Iran, dalam upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara, yang keduanya merupakan sekutu kunci Baghdad.

Namun Teheran menolak untuk mengadakan pembicaraan dengan Washington "dalam keadaan apa pun", selama hak-hak negara republik Islam itu tidak dihormati.

"Kami telah mengatakan dengan jelas, selama hak-hak bangsa kami tidak terpenuhi, selama kata-kata tidak berubah menjadi tindakan, jalan kami akan tetap sama seperti sekarang," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Keyvan Khosravi pada Kamis lalu.

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :