Pemandangan matahari terbenam di ladang minyak Daqing di provinsi Heilongjiang, China 7 Desember 2018. (Foto: Stringer/Reuters)
Beijing, Jurnas.com - Impor minyak mentah China dari Arab Saudi naik 43 persen pada April. Hal itu menjadikan OPEC sebagai pemasok utama bagi ekonomi terbesar kedua di dunia.
Menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan yang dirilis pada Sabtu (25/5), impor Saudi tumbuh 6,30 juta ton, atau 1,53 juta barel per hari (bph) setiap hari, dibandingkan dengan 1,07 juta bph pada periode tahun lalu.
Meningkatnya ekspor Saudi didukung laju operasi kilang yang semakin tinggi di Hengli Petrochemical Co. Ltd, dengan produksi berkapasitas 400.000 bph di timur laut China yang diperkirakan akan mencapai tingkat optimal pada akhir Juni.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Menurut data tersebut, sekitar 70 persen dari bahan baku untuk Hengli berasal dari Arab Saudi.
Sementara pasokan Rusia 6,12 juta ton, atau 1,49 juta bph, naik dari 1,35 juta barel per hari pada April tahun lalu.
Pada April, China mengimpor 3,24 juta ton minyak mentah dari Iran, atau 789.137 barel per hari, naik dari bulan Maret 541.100 bph, karena perusahaan mengandakan impor sebelum keringanan yang diberikan AS kepada importir besar minyak Iran ditiadakan.
China Petrochemical Corp (Sinopec Group) dan China National Petroleum Corp (CNPC), perusahaan penyulingan milik negara, menghentikan pembelian minyak Iran untuk pemuatan pada Mei.
Pengiriman Venezuela mencapai 1,9 juta ton, atau 462.813 bph di April, naik 85 persen berbanding 249.700 bph di Maret, sementara impor minyak mentah dari Irak adalah 3,31 juta ton, atau 806.372 barel per hari, turun dari 904.500 barel per hari pada bulan sebelumnya.
KEYWORD :Amerika Serikat China Timur Tengah