Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif (Foto: Andreas Gebert/Reuters)
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif tiba di Baghdad. Kunjungannya itu sehari setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah.
Di Baghdad, Zarif akan bertemu dengan pejabat penting termasuk Perdana Menteri Irak, Adel Abdel-Mahdi untuk membahas krisis dengan AS dan konsekuensi regionalnya.
"Irak berada dalam posisi yang sangat sulit karena pengaruh besar yang dimiliki Iran terhadap negara ini. Sejauh ini Irak adalah sekutu regional terbesar Irak, baik secara ekonomi, politik atau militer," kata Charles Stratford dari Al Jazeera.
Stratford menambahkan bahwa beberapa pemimpin, seperti ilmuan Irak Muqtada al-Sadr, mengatakan, siapa pun yang mencoba memicu segala jenis konflik politik atau ketidakstabilan di negara ini akan menjadi musuh rakyat Irak.
Sementara itu, Ketua Parlemen Irak, Mohamad al-Halbousi mengatakan bahwa Baghdad siap menjadi mediasi antara AS dan Iran, jika diminta untuk melakukannya.
Pernyataan Al-Halbousi itu beberapa hari setelah Abdel-Mahdi mengungkapkan bahwa Irak akan mengirim delegasi ke AS dan Iran dalam upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara. Irak mempertahankan hubungan dekat dengan kedua negara.
Ketegangan antara AS dan Iran meningkat sejak pemerintahan Trump keluar dari perjanjian nuklir 2015 antara Republik Islam dan negara adidaya, dan menerapkan kembali sanksi AS yang melumpuhkan ekonomi Iran.
Trump mengklaim kesepakatan nuklir tersebut tidak mampu mengekang kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir atau menghentikan dukungan Negeri Para Mullah terhadap milisi yang mengamcam di seluruh Timur Tengah.
"Kami siap menengahi demi menyelesaikan krisis antara Washington dan Teheran jika kami diminta untuk itu. Tapi sejauh ini kami belum mendapat perintah," kata al-Halbousi.
Pada 19 Mei, sebuah roket ditembakkan ke Zona Hijau Baghdad yang dijaga ketat. Roket itu mendarat kurang dari satu mil dari Kedutaan Besar AS di wilayah itu.
Sejauh ini belum ada yang mengkalim bertanggun jawab atas serangan itu, naum roket roket itu diyakini telah ditembakkan dari Baghdad timur - yang merupakan rumah bagi milisi yang mendapat dukungan dari Iran.
Menurut kantor berita Iran, Selama kunjungannya ke Baghdad, Zarif akan bertemu timpalannya dari Irak Mohamed al-Hakim, Presiden Irak Barham Salih, dan Abdul-Mahdi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak, Ahmad Sahhaf mengatakan Zarif akan membahas situasi di kawasan itu dan mencari solusi untuk menemukan titik temu.
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Irak Timur Tengah