Sekretaris jendral gerakan perlawanan Libanon Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menyampaikan siaran pidato dari ibukota Lebanon, Beirut, pada 25 Mei 2019.
Jakarta, Jurnas.com - Sekretaris jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Libanon mengatakan pemerintah Israel telah menggambarkan kelompoknya sebagai ancaman strategis bagi rezim Tel Aviv dalam upaya untuk memobilisasi dukungan dan memprovokasi masyarakat internasional yang menentangnya.
Sayyed Hassan Nasrallah menyatakan, Amerika Serikat dan rezim Zionis (Israel) berkonspirasi melawan Hizbullah dalam upaya untuk melemahkan dukungan rakyat untuk gerakan tersebut.
Dia menekankan bahwa Hizbullah telah berdiri teguh dalam menghadapi skema hegemonik AS dan Israel untuk kawasan Timur Tengah.
"Amerika Serikat akan menawarkan Libanon selatan ke Israel jika Hizbullah tidak ada. Lebanon tidak berada dalam posisi lemah. Kami memperjuangkan hak-hak kami berkenaan dengan Pertanian Sheba`a, desa Kfarchouba, serta bagian utara desa Ghajar, ”kata Nasrallah dikutip PressTV.
"Libanon dapat menghentikan rezim Zionis (Israel) dari menjarah cadangan minyak dan gasnya," tambahnya.
Dia lebih lanjut menyoroti bahwa gerakannya sepenuhnya mendukung perjuangan Palestina dan hak Palestina untuk kembali ke rumah mereka.
Nasrallah juga meminta orang-orang di seluruh dunia untuk hadir secara massal untuk demonstrasi Hari Quds Internasional.
Pejuang Hizbullah Pasukan Israel