Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (Foto: Financial Tribune)
Doha, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri Qatar, mengatakan, Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, telah menerima undangan dari Raja Salman Saudi untuk menghadiri pertemuan darurat Dewan Kerjasama Teluk (GCC) pada 30 Mei.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menerima pesan tersebut saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal GCC, Abdullatif bin Rashid Al Zayani di Doha pada Minggu (26/5).
Awal bulan ini, Raja Salman mengusulkan mengadakan dua pertemuan puncak di Mekah pada akhir 30 Mei untuk membahas "agresi dan konsekuensinya" yang baru-baru ini terjadi di kawasan itu.
Pengumuman itu menyusul serangan pesawat tak berawak pada instalasi minyak di Arab Saudi dan serangan pada empat kapal, termasuk dua kapal tanker minyak Saudi, di lepas pantai Uni Emirat Arab.
Riyadh menuduh Iran yang memerintahkan kelompok Houthi Yaman melakukan serangan pesawat tak berawak baru-baru ini di dua stasiun pompa minyak di kerajaan.
Sementara itu, Iran membantah pihaknya berada di balik serangan itu. Komandan senior militer Iran dikutip mengatakan negaranya tidak mencari perang.
Kemudian pada Minggu (26/5) Arab Saudi mengatakan, pihaknya menembak jatuh sebuah drone bermuatan bom yang dikerahkan pemberontak Houthi di Yaman untuk menyerang Bandara Jizan.
Bandara Jizan sendiri posisinya berada di dekat perbatasan selatan dengan Yaman, lakasi dimana pasukan pimpinan Arab Saudi bertempur melawan pemberontak.
Ketegangan di Teluk meningkat sejak keputusan Amerika Serikat (AS) pada awal Mei mengirim pasukan kapal induk dan pembom B-52 dalam unjuk kekuatan setelah mendapat laporan Iran berencana menyerang pasukan AS dan sekutunya di kawasan itu.
Kemudian Washington juga menambahkan pasukan 1.500 tentara tambahan setelah sebuah roket mendarat di Zona Hijau di Baghdad, alat peledak yang merusak empat kapal tanker di dekat pintu masuk ke Teluk, dan serangan pesawat tak berawak yang diklaim pemberontak Yaman terhadap Pipa minyak Saudi.
Pada Juni 2017, Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan dengan Qatar dan memberlakukan blokade darat, laut, dan udara di negara Teluk tersebut.
Kuartet menuduh Doha mendukung "terorisme" dan melarang gerakan-gerakan politik oposisi, seperti Ikhwanul Muslimin. Sementara itu, Qatar sudah berulang kali menolak tuduhan itu dan menganggapnya tidak berdasar.
KEYWORD :Arab Saudi Negara Teluk Timur Tengah Qatar