Sabtu, 23/11/2024 23:39 WIB

Dulu Swasembada Bawang Putih, sekarang Kok Impor? Begini Jawaban Pengamat

Konsumsi bawang putih meningkat, yaitu sekitar 1,7-1,8 kg per kapita per tahun. 

Pasar bawang putih, Sobar dalam acara BAKPIA di Desa Langensari, Kecematan, Sukareja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (29/5).

Sukabumi, Jurnas.com - Indonesia pernah swasembada bawang putih pada tahun 1994-1995. Lalu mengapa sekarang impor? Pengamat Bawang Putih, Sobir menyebut ada dua masalah utamanya.

Pertama, pada tahun 94-95, petani giat membudidayakan bawang putih karena didukung harga yang baik dan kran impor ditutup. Kebutuhan bawang putih saat itu tidak terlalu banyak sehingga swasembada.

Namun pada tahun 98, pemerintah membuka kran impor. Padahal harga bawang putih saat itu mencapai tiga hingga empat kali lipat dari harga bawang merah. Akibatnya, harga bawang putih dalam negeri terjun bebas.

"Petani bawang putih yang tadinya semangat menanam bawang putih jadi nggak mau nanam lagi. Lambat laun produk kita makin sedikit, impor pun makin membludak," kisah Sobir kepada redaksi di sela acara BAKPIA di Desa Langensari, Kecematan, Sukareja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (29/5).

Kedua, lanjut Sobir, konsumsi bawang putih meningkat, yaitu sekitar 1,7-1,8 kg per kapita per tahun. Dengan demikian, kebutuhan meningkat karena jumlah per kapita meningkat dan jumlah orang juga bertambah.

"Mau tidak mau kebutuhan makin meningkat, import juga makin tinggi. Itu yang jadi masalah, akibatnya harga impor jadi lebih bersaing di sini. Petani pun kian tak tertarik melakukan budidaya bawang putih," ujar jebolan Institut Pertanian Bogor itu.

Beberapa  tahun terakhir, tepatnya di bawah komando Mentri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, petani kembali mendapatkan performanya. Hal itu karena ada imbauan dari pemerintah untuk mengurangi impor.

"Bisa dibayangkan dengan impor 550.000 ton itu artinya sekitar 7-8 triliun uang kita di berikan kepada petani di luar negeri," ungkap Sobir.

Menurut Sobir, untuk mengambil uang tersebut, pemerintah mencari lahan baru yang belum ditanami bawang putih. Dari mulai dataran tinggi hingga ke dataran rendah.

"Selain membuka lahan baru, kami juga akan memberikan edukasi soal teknologi yang sesuai dengan culture di Indonesia. Biasanya petani akan tergiur jika sudah ada bukti," tegas Sobir.

KEYWORD :

Swasembada Bawang Putih Institut Pertanian Bogor Sukabumi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :