Ilustrasi, saat pertempuran ISIS di Raqqa pada Agustus 2017 (Foto: Zohra Bensemra / Reuters)
Jakarta, Jurnas.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengaku punya rencana membawa pulang Warga Negara Indonesia (WNI) eks anggota ISIS, namun dengan selektif dan pemantauan langsung di Suriah.
"Kita akan pantau langsung ke tempat anggota ISIS bermukin, utamanya di Suriah. Sebab WNI yang terkena paham radikalisme bisa menjadi pemberi masukan bagi BNPT," ujar Suhardi dalam diskusi “Para Pengejar Mimpi ISIS: Layakkah Mereka Kembali” yang digelar ruangobrol.id dan Tempo di Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Suhardi mengakui, tak ada jaminan mereka yang mengikuti paham radikal ataupun simpatisan ISIS tidak akan melakukan hal-hal radikal ketika pulang ke Indonesia. Karena itulah, tak semua WNI yang terpapar paham radikalisme itu bisa dibawa pulang.
Suhardi juga mengatakan, pihaknya punya usul pembentukan satuan tugas (satgas) pemulangan Warga Negara Indonesia bekas anggota ISIS. Anggotanya diusulkan dari Kementerian Luar Negeri, Polri, BIN, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
"Yang memimpin, kami usulkan BNPT," kata Suhardi.
Diskusi berjudul “Para Pengejar Mimpi ISIS: Layakkah Mereka Kembali” dihelat setelah ada laporan Majalah Tempo dengan judul Para Pengejar Mimpi ISISI yang bercerita soal ratusan bekas pendukung ISIS asal Indonesia yang terkatung-katung di Suriah.
Laporan itu juga menyebut bahwa Ototitas Kurdi bersedia memulangkan mereka asal ada jaminan dari Pemerintah Indonesia.
Paham Radikalisme ISIS BNPT Suhardi Alius