Ilustrasi media sosial (Foto: Muti/Jurnas)
Bandung, Jurnas.com - Tidak dapat dipungkiri, mahasiswa jenjang sarjana yang dewasa ini didominasi oleh generasi milenial selalu lekat dengan media sosial (medsos).
Namun jangan khawatir, kebiasaan ini tak selamanya negatif kok, bila penggunaannya bermanfaat bagi orang lain, bukan malah sebaliknya.
Nah, salah satu bentuk penggunaan positif medsos di kalangan mahasiswa ialah memaksimalkan medsos untuk mempromosikan keunikan dan produk desa, saat melaksanakan pengabdian masyarakat Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Dengan demikian, KKN yang selama ini menjadi prasyarat kelulusan mahasiswa, tidak melulu diisi dengan sejumlah kegiatan yang terkesan begitu-begitu saja.
"Ayo ramai-ramai mengunggah keunikan atau produk-prodik desa lewat media sosial. Ini bisa jadi pemberdayaan, pembelajaran, dan mengenalkan produk desa ke ruang lingkup yang lebih luas," kata Direktur Pembelajaran Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Paristiyanti Nurwardani di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (12/7).
Unpad merupakan satu dari sekian perguruan tinggi yang sudah mulai mendorong mahasiswanya memaksimalkan medsos saat KKN.
Bahkan tak tanggung-tanggung, 10 mahasiswa paling aktif mempromosikan keunikan desanya di medsos, dijanjikan study tour ke Thailand pada akhir tahun nanti.
"Kami sudah punya portal khusus untuk memantau keaktifan mahasiswa di medsos. Termasuk hits-nya. Nanti dicari 10 terbaik," terang Plt Rektor Unpad sekaligus Sesditjen Dirjen Belmawa, Prof. Rina Pudjiastuti, kala melepas 482 mahasiswa dalam kegiatan KKN Tematik Kewirausahaan.
KKN Kewirausahaan Unpad dilaksanakan sebagai hasil perjanjian kerjasama (MoU) antara Belmawa dan USAID Mitra Kunci pada 10 Juni lalu.
KKN ini mengusung sistem kerja penta-helix, dengan melibatkan akademisi, pemerintah, industri, lembaga swadaya USAID, usaha serta masyarakat sebagai penerima manfaat langsung.
KEYWORD :KKN Media Sosial Kemristekdikti