Teheran, Jurnas.com - Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengatakan pasukannya menahan kapal tanker minyak Inggris di Selat Hormuz karena melanggar hukum internasional, di tengah meningkatnya ketegangan di Teluk.
Situs resmi IRGC Sepahnews mengumumkan, kapal tanker Stena Impero disita atas permintaan Pelabuhan Hormozgan dan Organisasi Maritim saat melewati Selat Hormuz, karena tak mematuhi aturan laut internasional.
Kapal tanker itu dibawa ke pantai dan diserahkan kepada pihak berwenang untuk menjalani prosedur hukum dan untuk keperluan penyelidikan.
Pemilik kapal, Stena Bulk, dan Manajemen Kelautan Utara mengatakan, Kapal itu disita pada pukul 19:30 waktu setempat (15: 00GMT) menggunakan kapal kecil dan helikopter. Saat diamankan ada 23 anggota awak di atas kapal tersebut.
Layanan pelacakan kapal tanker, Lalu Lintas Laut menunjukkan bahwa Stena Impero yang berbendera Inggris milik Swedia terakhir menandai lokasi di dekat Pulau Larak di jalur air yang sangat sensitif pada pukul 21:00 waktu setempat (16:30 GMT).
Sementara itu, Kantor Luar Negeri Inggris mengkonfirmasi sebuah kapal angkatan laut kedua, kapal berbendera Liberia, juga ikut disita Iran di Selat Hormuz.
Kemudian pada Jumat (19/7), kantor berita semi resmi Iran Fars melaporkan, kapal tanker Mesdar yang berbendera Liberia ditahan untuk diingatkan agar mematuhi peraturan lingkungan sebelum diizinkan melanjutkan perjalanannya.
"Saya sangat prihatin dengan penyitaan dua kapal angkatan laut oleh pemerintah Iran di Selat Hormuz," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt.
"Saya akan segera menghadiri pertemuan COBR (keamanan nasional) untuk meninjau kembali apa yang kita ketahui dan apa yang dapat kita lakukan untuk dengan cepat mengamankan pembebasan kedua kapal," katanya.
"Penyitaan ini tidak dapat diterima. Sangat penting bahwa kebebasan navigasi dijaga dan bahwa semua kapal dapat bergerak dengan aman dan bebas di wilayah tersebut," tegasnya.
Hingga hari belum ada negara lain konfirmasi bahwa otoritas Iran menahan kapal kedua itu.
Kapal Tanker Minyak Inggris Selat Hormuz Iran