Minggu, 24/11/2024 05:22 WIB

Trump Klaim Bisa Menangkan Perang di Afganistan Hanya Seminggu

Meski mengaku bisa memenangkan perang itu dengan singkat, Trump mengatakan, tidak ingin memilih jalan itu dan  tidak menginginkan Washington menjadi tentara dunia.

Presiden AS Donald Trump menghadiri Piknik Kongres di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, pada 21 Juni 2019. (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengklaim bisa memenangkan perang di Afghanistan dalam seminggu.

"Saya bisa memenangkan perang itu dalam seminggu. Saya hanya tidak ingin membunuh 10 juta orang," kata Trump dalam pertemuan Gedung Putih dengan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, Senin (22/7) waktu setempat.

Meski mengaku bisa memenangkan perang itu dengan singkat, Trump mengatakan, tidak ingin memilih jalan itu dan  tidak menginginkan Washington menjadi tentara dunia.

"Saya pikir Pakistan akan membantu kami. Pada dasarnya kami adalah polisi sekarang dan kami tidak ingin menjadi polisi," jelas Trump.

Trump ingin mengakhiri keterlibatan militer AS di Afghanistan dan melakukan kerja sama dengan Pakistan sebagai hal penting untuk setiap kesepakatan guna mengakhiri perang.

Pasangan Melania juga ingin memastikan negara itu tidak menjadi basis bagi kelompok-kelompok militan, seperti Islamic State Iraq and Syria (ISIS).

Hubungan Afganistan dan AS terbilang rumit. Trump mengurangi jutaan dolar bantuan keamanan ke Islamabad karena dituduh sebagai tempat berlindung yang aman bagi para teroris. 

Washington mengingkan Islamabad menekan Taliban Afghanistan dan menciptakan gencatan senjata permanen. AS juga ingin Pakistan berpartisipasi aktif dalam pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan.

Sementara itu, Khan mengatakan kepada Trump, bahwa hanya ada satu solusi untuk Afghanistan.

"Saat ini adalah yang paling dekat dengan perjanjian damai," kata Khan.

Ia berharap dalam beberapa pekan mendatang pemerintah Afghanistan akan setuju untuk mengarahkan pembicaraan dengan Taliban.

KEYWORD :

Afganistan Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :