Alimin Ginting, profesional bidang EBT
Jakarta, Jurnas.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan untuk mengangkat sosok profesional bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk menduduki kursi menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Panas Bumi (ADPPI), Hasanuddin mengatakan, Kementerian ESDM semestinya dipimpin oleh orang yang paham dari A sampai Z soal EBT.
"Hal ini sangat penting agar sumber daya EBT yang dimiliki Indonesia bisa tergali secara maksimal untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya kepentingan masyarakat," ujar Hasanuddin di kantor ADPPI, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Ia mengingatkan, sekarang ini EBT bukan cuma energi pelengkap, namun sebuah keharusan yang mutlak terkait beberapa hal. Apalagi Indonesia punya komitmen di tataran internaional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Kita punya komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca dwngan pembiayaan sendiri itu sebesar 29 persen atau setara 834 juta ton karbindioksida (CO2) hingga tahun 2030. Dan 41 persen atau setara 1.081 juta ton CO2 dengan dukungan internasional," jelas Hasanuddin.
Selain alasan itu, Hasanuddin juga menegaskan bahwa cadangan energi fosil Indonesia yang kian menipis, bahkan diperkirakan habis pada 12 tahun mendatang.
"Menurut catatan ADPPI, cadangan terbukti minyak kita 3,6 miliar barel dengan tingkat produksi 800 ribu per hari. Jika terus dieksploitasi dengan produksi tetap 800 ribu barel per hari, maka dalam waktu 12 tahun lagi Indonesia tak akan bisa memproduksi minyak lagi. Selesai sudah riwayat minyak kita," bebernya.
Ketiga, menurut Hasanuddin, masih minimnya pemanfaatan EBT di tengah sumber daya EBT Indonesia yang sangat melimpah.
Kata Hasanuddin, Indonesia memiliki potensi panas bumi 29 ribu MW, tenaga air 75 ribu MW, tenaga angin 133,3 ribu MW, dan 18 ribu MW tenaga gelombang.
"Namun semua potensi tadi baru termanfaatkan kurang dari 10 persen. Contohnya panasbumi, dari potensi 29 ribu MW, hingga kini masih kurang 2000 MW yang termanfaatkan," katanya.
Untuk menggali EBT yang jumlahnya sangat melimpah tersebut, Hasanuddin menilai dibutuhkan sosok menteri ESDM yang sangat faham terhadap seluk EBT.
Bagi Hasanuddin, kepercayaan Pemerintahan Jokowi untuk menunjuk seorang profesional yang paham EBT, merupakan salah satu wujud dari komitmennya untuk mengembangkan EBT menuju kedaulatan energi Indonesia, menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik, dan membantu mengatasi pemanasan global/perubahan iklim dunia melalui pengembangan energi terbarukan.
Lantas, siapa sosok profesional EBt yang diusulkan ADPPI? Hasanudiin secara terbuka menyebut nama Dr. Alimin Ginting.
"Dia sosok yang tepat untuk menjadi Menteri ESDM, mengingat kapasitas dan kapabilitasnya di bidang EBT yang tak diragukan lagi," katanya.
Kiprah Alimin Ginting di dunia EBT tak perlu ditagukan. Ia adalah mantan pejabat di BUMN bidang energi, juga mantan Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia.
"Ditambah lagi dengan komitmennya terhadap EBT selama ini, maka kami yakin di bawah Pak Alimin Ginting, EBT Indonesia akan bisa dimanfaatkan secara optimal untuk menggeser penggunaan energi fosil," beber Hasanuddin.
Hasanuddin mengakui, bawah Alimin Ginting memang menjadi Dewan Pembina ADPPI. Namun bukan itu yang menjadi alasan mengusulkannya jadi Menteri ESDM. Usulan ini murni karena profesionalitas dan visinya untuk membangun energi hijau dan ramah lingkungan dalam rangka mencapai kedaulatan energi.
"Kalau pun dia bukan orang ADPPI, kami tetap akan mengusulkannya. Ia memiliki visi yang jelas dalam membangun kedaulatan energi berlandaskan energi hijau yang ramah lingkungan," ungkapnya.
Hasanuddin berharap, usulan ADPPI menjadi bahan pertimbangan Presiden Jokowi demi Indonesia yang lebih maju dan berdaulat di bidang energi serta lingkungan yang lebih baik.
Inilah sosok Alimin Ginting yang diusulkan jadi Menteri ESDM oleh ADPPI
Profil Alimin Ginting (Ir)
Tempat dan tanggal lahir : Sukanalu–Medan, Sumatera Utara, 29 Nopember,1955
Alamat : Jl. Siung Block A-3 No. 7 Kompleks Kowilhan-II, Setu, Jakarta - Timur.
PENDIDIKAN :
1982 : Tamat dari Jurusan Geologi Universitas Padjadjaran , Bandung
1986 : Tamat dari Geothermal Institute , Auckland Universitas New Zealand.
PENGALAMAN KERJA :
Di bidang energi, kurang lebih 35 tahun pengalaman bekerja di perusahaan multi nasional dan nasional Indonesia, terutama dalam pengembangan energi terbarukan panasbumi dan energi terbarukan lainnya. Memiliki berbagai pengalaman di bidang eksplorasi, pemboran, eksploitasi dan operasi ernergi terbarukan panas bumi dan sebagian dibidang solar power dan micro-hydro. Turut serta mengekplorasi lapangan panasbumi G.Salak yang telah menghasilkan energi listrik 377 MW dan Sarulla 330 MW.
Sampai saat ini berkerja di perusahaan konsultan bidang energi, terutama energi terbarukan panasbumi dan terakhir ini mengembangkan usaha dibidang energy terbarukan lainnya seperti solar power.
Dengan latar belakang pendidikan geologi dan energy, banyak berinteraksi dengan bidang perminyakan dan pertambangan selain energi terbarukan.
Pendamping masyarakat pada letusan gunung api Sinabung yang merupakan bencana alam/bencana geologi untuk memberikan penjelasan ilmiah terkait aktifitas gunung api tersebut sejak meletus tahun 2010 sampai meredanya letusan Sinabung pada tahun 2017 di Tanah Karo, Sumatera Utara.
Ketua Badan Pelaksana Geopark Kaldera Tahun 2016-2017 kurang lebih dua (2) tahun, terkait dengan kawasan Danau Toba yang telah ditetapkan Pemerintah sebagai destinasi wisata internasional berbasis Geopark ( mengedepankan alam dan budaya) dengan tugas menentukan titik –titik kunjungan di kawasan Kaldera Toba yang kaya warisan alam dan budaya.
Energi Baru Terbarukan profesional menteri ESDM