Sabtu, 23/11/2024 06:21 WIB

Kecam Pemerintah Bahrain, Ali Khamenei: Tirani Tidak akan Bertahan

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk eksekusi dan menuduh pasukan keamanan Bahrain menggunakan tindakan penyiksaan untuk memaksa dua pemuda itu mengaku pada sesuatu yang mereka tidak dilakukan.

Ayatollah Ali Khamenei (Reuters/Caren Firouz)

Teheran, Jurnas.com - Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Sayyid Ali Khamenei, memperingatkan Bahrain bahwa rezim tirani mereka tidak akan bertahan lebih lama, setelah Al Khalifah yang berkuasa menyiksa dan mengeksekusi dua aktivis muda.

"Kekejaman dan tirani tidak akan bertahan lama dan tekad serta kemauan negara-negara pencari keadilan pada akhirnya akan menang," kata Khamenei di akun Twitternya, Rabu (31/7).

Khamenei melontarkan pernyataan tersebut setelah Manama melanjutkan penindasan brutal terhadap demonstran anti pemerintah karena memerintahkan eksekusi dua warganya, Ahmed Isa al-Malali, 24, dan Ali Mohamed Hakeem al-Arab, 25, pada Sabtu (27/7) atas tuduhan terorisme.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk eksekusi dan menuduh pasukan keamanan Bahrain menggunakan tindakan penyiksaan untuk memaksa dua pemuda itu mengaku pada sesuatu yang mereka tidak dilakukan.

Badan dunia itu juga mengecam pemerintah Al Khalifah karena menolak memberi Ahmed dan Ali pengadilan yang adil.

Kedua ditangkap secara terpisah pada Februari 2017 dan diadili dalam sidang kolektif dengan 58 terdakwa lainnya. Pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman mati pada Januari 2018.

PBB pada Mei dan Juli mengeluarkan dua pernyataan, menyerukan para pejabat Bahrain untuk menunda hukuman mati.

Namun, pengadilan tertinggi Bahrain menguatkan hukuman mati pada Mei bahkan setelah para pemuda itu mengungkapkan, mereka disiksa dan dipaksa untuk bertanggung jawab atas kejahatan yang tidak pernah mereka lakukan.

Baik Ali dan Ahmed diinterogasi dan diadili tanpa diizinkan untuk menyewa pengacara.

PBB menyerukan pemerintah Bahrain menangguhkan hukuman mati dan menunda semua hukuman mati sebelum menghapus hukuman mati sepenuhnya. PBB juga menyuarakan keprihatinan tentang nasib tahanan lain yang berada di hukuman mati dan mungkin akan dieksekusi segera.

Pemerintah Al Khalifah mempertahankan tindakan keras terhadap protes sejak pulau kecil Teluk Persia itu dilanda pemberontakan anti pemerintahan pada 2011.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sudah membantu Manama mengamkan para demonstran tersebut. Sejauh ini, puluhan demonstran sudah terbunuh dan ratusan lainnya dipenjara.

Mereka menggunakan banyak taktik, mulai dari pelecehan serius hingga menelanjangi pembangkang kewarganegaraan mereka, termasuk ulama Syiah negara itu, Ayatollah Sheikh Sheikh Qassim.

Ayatollah Khamenei dalam banyak kesempatan memanggil para pemimpin Bahrain atas kejahatan dan penindasan brutal mereka.

"Penganiayaan terhadap Sheikh Isa Qassim akan membuat pemuda Bahrain yang marah kehilangan kendali dan menjatuhkan pada penguasa yang berkuasa," katanya pada Juni 2016.

"Maka mereka tidak dapat dikendalikan sama sekali," sambungnya.

KEYWORD :

Ayatollah Sayyid Ali Khamenei Iran Bahrain Hukum Mati




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :