Rudal Korea Utara yang menyerupai Iskander 9K720 milik Rusia (Foto: Screenshoot)
Seoul, Jurnas.com - Korea Utara (Korut) menembakkan rudal balistik jarak pendek sebanyak dua kali ke arah lepas pantai timur, pada Jumat (2/8). Ini merupakan uji coba ketiga kalinya dilakukan Pyongyang dalam waktu satu minggu.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) mengungkapkan, peluncuran dilakukan pada pukul 02.59 dan 03.23 dari daerah pantai timur. Diketahui, proyektil itu terbang sejauh 220 kilometer dengan ketinggian 25 kilometer dan kecemapatan 6,9 Mach.
Dikutip dari Associated Press, Kantor Kepresidenan Korsel yang menggelar pertemuan darurat dengan kepala penasihat keamanan nasional Chung Eui-yong mengatakan, militer Korsel dan Amerika Serikat menilai proyektil Korut kemungkinan baru dikembangkan.
Namun dikatakan bahwa analisis lebih lanjut masih diperlukan, karena proyektil itu menunjukkan karakteristik yang sama dengan rudal yang ditembakkan Korut pada Rabu lalu. Pyongyang menyebutnya sistem artileri roket baru.
"Pemerintah menyatakan penyesalan yang mendalam," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menganggap Korut dapat merusak upaya perdamaian di Semenanjung Korea.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Peluncuran terbaru Korut datang ketika Inggris, Prancis dan Jerman yang menggelar pertemuan tertutup dengan Dewan Keamanan PBB, mengutuk rudal balistik Korut baru-baru ini.
Peluncuran itu dianggap sebagai pelanggaran sanksi PBB, dan mendesak Pyongyang untuk memperbarui negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat untuk menghapus senjata nuklir.
Ketiga negara juga mendesak Korea Utara mengambil langkah konkret menuju denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah. Sanksi internasional harus tetap diberlakukan sepenuhnya, sampai program nuklir dan rudal balistik Korut dibongkar.
KEYWORD :Korut Rudal Balistik Korea Selatan