Bupati Puncak, Papua, Willem Wandik
Jakarta, Jurnas.com - Bupati Puncak, Provinsi Papua, Willem Wandik membeberkan kisah dan perjuangannya dalam membangun konektivitas infrastruktur serta penerbangan yang akhirnya mampu menstabilkan harga-harga kebutuhan masyarakat di daerahnya.
"Kita bangun jalan bahkan beli pesawat. Ini kerja keras pak Jokowi yang kami juga rasakan dalam membangun Papua, khususnya di Kabupaten Puncak," ujar Willem dalam seri diskusi pra-kongres yang digekar PDI Perjuangan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Diskusi itu dibuka Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengambil tema `Kesiapan PDI Perjuangan menuju Pilkada 2020 dan Testimoni Para Kepala Daerah`.
Acara itu menghadirkan empat kepala daerah berperestasi yang diusung PDIP. Yakni Gubernur Sumsel Nurdin Abdullah, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Bupati Puncak Willem Wandik, dan Bupati Boven Digul. Hadir juga Bambang DH, serta Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda menjadi narasumber.
Willem menuturkan, program satu harga BBM se-Indonesia yang dilajukan pemerintahan Jokowi sangat bermanfaat di Papua. Harga kebutihan seperti sembako dan lainnya relatif stabil. Beda dengan sebelumnya yang jauh lebih mahal dibanding daerah lain.
"Saya ajak menteri PUPR ke Kabupaten Puncak untuk lihat pembangunan. Dulu kami beli traktor buat bangun jalan di Papua. Dari Jakarta harganya Rp2 miliar sampai di Papua jadi Rp6 miliar. Jauh sekali selisih harganya," jelas Willem.
Ia juga menuturkan, Pemda Puncak saat ini sudah memiliki pesawat sendiri sebagai moda transportasi masyarakat. Tentunya juga memiliki bandara dengan infrastruktur yang memadai.
"Awalnya ini susah juga. Banyak maskapai yang tidak mau menerbangka pesawat ke Puncak. Tapi setelah saya ketemu pak Jokowi dan beliau bilang terbangkan pesawat ke Kabupaten Puncak, akhirnya transportasi udara kita lancar," jelas Willem.
Ia pun mengusulkan, selain program Tol Laut yang sudah sukses, maka perlu juga dibangun dan dibesarkan progran Tol Udara seperti halnya di Kabupaten Puncak.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyebut bukan hanya Amerika Serikat yang punya `American Dream`. Partainya juga punya `PDI Perjuangan Dream`.
Maksudnya adalah, siapa pun bisa bermimpi dan berpeluang menjadi orang yang lebih baik untuk bangsa dan negara melalui PDIP.
Kata Hasto, pihaknya mengharapkan siapapun bisa membangun bangsa lewat posisi kepala daerah lewat PDI Perjuangan.
"Ke depan kami mengharapkan teman-teman punya mimpi jadi kepala daerah bersama PDI Perjuangan. Di luar sana ada american dream. Kalau kita ada PDI Perjuangan dream. Kami berikan kesempatan luas," kata Hasto.
Dia lalu menjelaskan, ada yang dahulu kerjanya membersihkan ruangan pimpinan partai, kini terpilih menjadi anggota dewan. Itu karena yang bersangkutan bersedia untuk belajar terus menerus.
Lalu ada seorang kerani di partai, yang tugasnya menulis surat-surat, lalu mengambil pendidikan Strata 2 yang didukung PDI Perjuangan, kini terpilih menjadi anggota parlemen. Ada juga yang dulunya merupakan tukang roti keliling yang menjadi walikota.
Hasto tak menyebut nama-nama orang yang dimaksudnya. Dia juga tak menyebut nama Joko Widodo (Jokowi), kader PDIP yang dulu adalah tukang kayu namun kini menjadi presiden RI.
Selanjutnya, Hasto justru menyontohkan dirinya sendiri.
"Ada tukang ketik di partai kemudian menjadi sekjen partai, itu ada, yakni saya sendiri. Siapa sangka dulu bersama senior partai di tahun 1999, waktu rapat saya pegang laptop untuk menuliskan dan merumuskan hasil-hasil rapat. Hingga saya dipercaya dan ditugaskan ibu ketua umum," kata Hasto.
"Jadi ruang bermimpi itu dibuka selama kita menyatukan mimpi kita dengan kepentingan partai," tandas Hasto.
Bupati Puncak Papua konektivitas PDIP Dream