Sabtu, 23/11/2024 16:12 WIB

Menteri Amran Lepas Ekspor Produk Pertanian Senilai Rp1,1 Triliun

Total kenaikan ekspor rata-rata 2,4 juta ton per tahun dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman melepas ekspor produk pertanian di tempat pemeriksaan fisik terpadu CDC Banda, Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (6/8).

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman kembali melepas ekspor produk pertanian sebanyak 10,5 ribu ton atau sekitar Rp 1,1 triliun langsung di tempat pemeriksaan fisik terpadu CDC Banda, Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (6/8).

Di sela ekspor tersebut, Amran menegaskan, ekspor tersebut merupakan bentuk nyata revolusi nyata di sektor sehingga hasilnya ekspor naik 100 persen dan investasi naik 110 persen.

Total kenaikan ekspor rata-rata 2,4 juta ton per tahun dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton. Tahun 2013, total ekspor hanya 33 juta ton, namun di tahun 2018 mencatat nilai tertinggi yakni 42,5 juta ton dan tahun 2019 ditargetkan naik minimal 45 juta ton.

"Atas arahan Bapak Presiden Jokowi, hari ini kami melakukan revolusi mental yang nyata di sektor pertanian. Kami ekspor komoditas pertanian senilai Rp1,1 triliun, salah satunya kapas ke Argentina," jelas Amran.

Amran menjelaskan, keberhasilan Kementan memacu ekspor pertanian karena sudah keberhasilan merubah sistem. Kementan telah menerapkan pengurusan dokumen ekspor melalui Online Single Submission (OSS).

Bukan hanya itu, Kementan juga mengambil langkah cepat untuk mendorong ekspor produk pertanian dengan penggunaan sertifikat elektronik (e-Cert) serta menggunakan peta komoditas ekspor produk pertanian i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export).

"Di mana dulu pengurusan ekspor relatif sulit, tapi sekarang dengan OSS dan i-Mace yang diluncurkan Badan Karantina dapat memetakan potensi daerah yang memiliki komoditas berkualitas ekspor, mendorong generasi muda melakukan ekspor, petugas Karantina terjun langsung ke lapangan guna melakukan pengecekan, tidak ada pungli dan penerapan e-Cert. Di era digital 4.0 ini, akselerasi ekspor ini harus kita dorong," jelasnya.

Karena itu, untuk menjamin keberhasilan akselerasi ekspor, pihaknya telah perintahkan Badan Karantina sebagai pelayan eksportir. Namun demikian, yang terpenting dilakukan, yakni membangun sistem dengan memetakan potensi, edukasi, mempermudah eksportirnya dengan tidak ada pungli agar semakin bergairah. Setelah dibangun sistem, yang dilakukan adalah akselerasi atau percepatan ekspor.

"Kami yakin dengan sistem yang kita bangun sekarang, komoditas pertanian Indonesia semakin berkompetisi denga negara-negara lain. Kalau ada yang main di kementerian, aku pecat. Tidak ada kompromi," ucapnya.

Di tempat yang sama, eksportir Kapas, Kudin Heldinata mengatakan pengurusan dokumen ekspor komoditas pertanian di er pemerintahan Jokowi-JK sangat cepat dan tidak ada biaya-biaya pungli. Alhasil, komoditas yang diekspor cepat sampai ke negara tujuan.

"Ini semua bisa terjadi karena di era pemerintahan Jokowi melakukan perbaikan sistem. Sebelumnya mengurus dokumen ekspor sangat susah dan butuh waktu yg lama," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina, yang diwakili  Sekretaris Badan, Arifin Tasrif menuturkan untuk mendorong ekspor komoditas pertanian, Barantam sudah melakukan berbagai program dan inovasi, di antaranya program Agro Gemilang, yaitu berupa gerakan bersama mendorong tumbuhnya eksportir baru komoditas pertanian, berupa pelatihan pemenuhan persyaratan SPS negara tujuan ekspor.

Selain itu, Barantan juga melakukan terobosan berbagai inovasi seperti peta komoditas pertanian ekspor Indonesia atau iMace untuk pemerintah daerah sebagai upaya pembinaan dan pengembangan berbagai komoditas pertanian diwilayahnya dengan berbasis kawasan.

"Inovasi lain dari Barantan berupa InLine Inspection, yaitu percepatan ekspor melalui pelatihan, pembinaan dan sertifikasi eksportir dalam rangka memenuhi persyaratan karantina negara tujuan. Ada juga inovasi draft phytosanitary, inovasi ini terbukti efektif mengurangi kesalahan dalam pemenuhan sertifikat karantina," beber Arifin.

Perlu diketahui, komoditas yang dikirim lewat Pelabuhan Tanjung Priok di antaranya berupa bulu bebek sebanyak 52,3 ton senilai Rp3,2 miliar tujuan vietnam dan asinan salak 12 ton senilai Rp240 juta tujuan Malaysia dan gaharu sebanyak 2 ton senilai Rp 97 juta ke Arab Saudi, teh ke USA dan Rusia sebanyak 30,5 ton senilai Rp1,8 miliar, kapas ke Argentina 18,8 ton senilai Rp 1,056 miliar, bubuk coklat 10,5 ton senilai Rp 150 juta tujuan Vietnam.

Komoditas yang akan dikirim lewat Bandara Soekarno Hatta diantaranya berupa manggis, mangga, salak sebanyak 900 kg senilai Rp 75 juta ke UEA, sarang burung walet sebanyak 183 kg senilai Rp. 3,7 milyar dan vaksin 28.930 vial senilai Rp542,3 miliar.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Ekspor Pertanian Tanjung Priok Andi Amran Sulaiman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :