Foto ini dirilis pada 23 Agustus 2017 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara Korea Utara, saat pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengunjungi Institut Bahan Kimia Akademi Ilmu Pertahanan (Foto: Yonhap)
Pyongyang, Jurnas.com - Pemerintah Korea Utara mengancam akan melakukan lebih banyak tes senjata setelah menembakkan rudal keempat dalam waktu kurang dari dua minggu setelah latihan bersama antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan dimulai.
Pernyataan itu dilontarkan hanya satu jam setelah Korea Utara menembakkan dua ruda yang dianggap sebagai rudal balistik jarak pendek dari provinsi Hwanghae Selatan di pantai baratnya, Selasa (6/8).
"Rudal itu mengudara sekitar 450 km melintasi semenanjung dan menuju Laut Timur, yang dikenal sebagai Laut Jepang, dengan ketinggian 37 km dan kecepatan Mach 6,9 atau 8520,12 per jam," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dalam sebuah pernyataan.
Pyongyang mengatakan latihan militer gabungan yang dilakukan Korea Selatan dan AS adalah pelanggaran mencolok untuk dimulainya proses denuklirisasi.
Korea Utara menembakkan serangkaian rudal dan roket sejak pemimpinnya Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump sepakat pada pertemuan 30 Juni untuk mengadakan kembali pembicaraan denuklirisasi yang mengalami kebuntuan.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang menyebut latihan itu sebagai invasi, yang mendorong Pyongyang untuk mengembangkan, menguji dan menggunakan sarana fisik alat tersebut untuk keperluan pertahanan nasional.
Korea Utara Amerika Serikat Uji Coba Rudal Kim Jong Un