Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat menggelar acara Apresiasi dan Singkronitas Program Kementerian Pertanian (Kementan) Tahun 2019 di yang berlangsumg di Alun-alum Takalar, Jumat (12/4).
Makassar, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mantan), Andi Amran Sulaiman, membeberkan gambaran bagaimana menjaga ketahanan pangan di era revolusi industri 4.0.
Hal itu dilontarkan saat memberikan Seminar Nasional "Teknologi Pertanian Modern, Solusi Ketahanan Pangan di Era Revolusi Industri" di Universitas Indonesia Timur, Makassar, Jumat (9/8).
Menurut Amran, hal yang pertama kali yang harus dilakukan adalah mengubah pertanian tradisional menjadi pertanian modern, seperti mekanisasi.
"Tujuannya adalah menekan biaya produksi, meningkatkan planting indeks serfa meningkatkan kualitas dan meningkatkan produktivitas," ujar Amran.
Selanjutnya, kata Amran, membangun rainwater harvesting system (Penyimpanan air).
Mentan dan Wakapolri Makin Lengket Urus Ternak
"Mimpi kami adalah seluruh air hujan yang ada di bumi Indonesia harus di manfaatkan sebelum mengalir ke lautan," kata Amran.
Terakhir adalah menyiapkan bibit unggul yang produktivitasnya tiga kali lipat. Amran menjelaskan bahwa hampir 70 persen petani saat ini belum menggunakan bibit unggul.
"Kita gunakan bibit unggul yang prosuktivitasnya bisa tiga kali lipat. Contoh, kopi, sekarang produksi rata-rata nasional itu 700 kg atau 0.7 ton, tapi dengan bibit unggul produksinya 3,5-4 ton. Artinya 400 persen bisa naik," jelas Amran.
Penyediaan bibi unggul ini disebut dengan program Bun500 (500 juta batang bibit unggul) hingga lima tahun ke depan yang digratiskan untuk seluruh petani Indonesia.
"Insyaallah 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," tegas Amran.
KEYWORD :Universitas Indonesia Timur Ketahuan Pangan Revolusi Industri Andi Amran Sulaiman