Ilustrasi rudal Korea Utara
Pyongyang, Jurnas.com - Mliter Korea Selatan, mengatakan, Korea Utara menembakkan dua rudal yang tidak diketahui. Rudal itu disebut sebagai peringatan agar Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) mengehentikan latihan di Semenanjung Korea.
Menurut pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), proyektil itu diluncurkan dari dekat kota pesisir timur Korea Utara, Hamhung di Provinsi Hamgyong Selatan, Sabtu (10/8).
"Militer kami sedang memantau situasi jika ada peluncuran tambahan sambil mempertahankan postur kesiapan," tambah JCS, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, termasuk jenis, jangkauan penerbangan dan ketinggian maksimum.
Uji coba itu hanya empat hari setelah Pyongyang menembakkan dua proyektil yang diyakini sebagai rudal balistik jarak dekat yang baru dikembangkan yang dikenal sebagai KN-23 ke Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.
Peluncuran pada Sabtu juga merupakan peluncuran kelima sejak 25 Juli, ketika juga menembakkan dua rudal jarak pendek.
Pyongyang mengatakan, latihan militer gabungan Korea Selatan-AS melanggar kesepakatan yang dicapai dengan Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Latihan besar-besaran Korea Selatan-AS baru akan dimulai pada tanggal 11 Agustus.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Trump sejauh ini mengecilkan tes Pyongyang sebelumnya dengan mengatakan rudal itu tidak melanggar salah satu perjanjian yang dia miliki dengan Kim Jong un.
“Saya mengatakannya lagi: Belum ada uji coba nuklir. Tes rudal semuanya jarak pendek. Tidak ada tes rudal balistik. Tidak ada rudal jarak jauh, ”katanya, Jumat.
Peluncuran pada Sabtu juga datang setelah Trump mengatakan teelah menerima surat yang sangat indah dari Kim Jong un, mencatat, pemimpin Korea Utara tidak senang dengan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan saat ini.
“Itu surat yang sangat positif. Saya pikir kita akan mengadakan pertemuan lain. Dia benar-benar menulis, tiga halaman yang indah - maksud saya hebat dari atas ke bawah - surat yang sangat indah," tambahnya.
Washington sejauh ini menolak mencabut sanksi sebagai imbalan atas beberapa langkah sepihak yang diambil Pyongyang. Korea Utara juga sudah menghancurkan setidaknya satu lokasi uji coba nuklir dan setuju untuk mengizinkan inspektur internasional menjadi fasilitas pengujian mesin rudal.
KEYWORD :Amerika Serikat Korea Utara Korea Selatan Rudal