Ribuan demonstran menyerbu bandara Hong Kong pada Senin (12/08)
Jakarta, Jurnas.com - Otoritas bandara Hong Kong membatalkan semua penerbangan ke dan dari pusat perjalanan utama pada Senin setelah ribuan pemrotes memasuki area kedatangan dan keberangkatan untuk melakukan demonstrasi.
"Selain penerbangan keberangkatan yang telah menyelesaikan proses check-in dan penerbangan kedatangan yang sudah menuju ke Hong Kong, semua penerbangan lainnya telah dibatalkan untuk sisa hari ini," kata otoritas bandara dalam sebuah pernyataan dilansir The National.
Polisi setempat memperkirakan lebih dari 5.000 demonstran telah berkumpul di bandara, jumlah terbesar dalam empat hari aksi duduk di sana. Banyak yang mengenakan pakaian serba hitam yang telah menjadi pokok gerakan protes pro-demokrasi, yang lain mengenakan penutup mata mengacu pada seorang rekan pengunjuk rasa yang diduga terkena mata dengan putaran kantong kacang polisi.
Para aktivis menuduh polisi memberikan tanggapan yang kasar terhadap protes, yang menuduh pemerintah China mengikis kebebasan warga Hong Kong.
Otoritas bandara menyarankan penumpang untuk meninggalkan gedung terminal sebelum jam 6 sore waktu setempat pada hari Senin, memicu kekhawatiran tindakan polisi untuk membersihkan para demonstran.
Seorang juru bicara polisi menolak untuk mengesampingkan penggunaan gas air mata terhadap pengunjuk rasa yang tersisa di bandara, dengan seorang juru bicara mengatakan mereka akan "menggunakan cara yang sesuai".
Bandara ini adalah salah satu yang tersibuk di dunia, menangani lebih dari 1.000 penerbangan kargo dan penumpang per hari ke lebih dari 200 tujuan. Emirates menjalankan empat penerbangan harian antara Hong Kong dan Dubai. Penerbangan Etihad harian menghubungkan Abu Dhabi ke Hong Kong.
Pengunjuk Rasa Blokir Jalan Bandara Hong Kong
Para pengunjuk rasa berharap untuk menarik perhatian internasional pada perjuangan mereka dengan memengaruhi pusat perjalanan yang begitu penting. Para aktivis membawa tanda-tanda yang meminta penumpang yang terdampar untuk menyalahkan pemerintah atas kekacauan ini. Poster lainnya berbunyi: "Kami bukan orang Cina. Kami adalah warga Hong Kong!"
Perkembangan menandai satu lagi eskalasi dramatis dalam krisis 10 minggu yang telah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Cina Hong Kong sejak penyerahan Inggris tahun 1997.
Pihak berwenang Cina telah mengkritik gerakan protes, menuduh beberapa demonstran terorisme.
"Para demonstran radikal Hong Kong telah berulang kali menggunakan alat yang sangat berbahaya untuk menyerang petugas polisi, yang sudah merupakan kejahatan serius dengan kekerasan, dan juga menunjukkan tanda-tanda pertama terorisme muncul," kata Yang Guang, juru bicara Kantor Urusan Hong Kong dan Makau dari Kantor Dewan Negara.
"Ini ceroboh menginjak aturan hukum Hong Kong dan ketertiban sosial."
KEYWORD :Bandara Hong Kong Ribuan Demonstran