Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif memberi selamat kepada Lebanon atas kemenangan melawan Israel dalam perang 2006. Ia mengatakan, Lebanon dan gerakan perlawanan Hizbullah mengusir mitos tak terkalahkan pemerintah Tel Aviv.
"Rakyat Lebanon dan front perlawanan Islam membuktikan kepada dunia fakta bahwa rezim Zionis (Israel) dapat dikalahkan. Rezim, tidak peduli sekeras apa pun ia berusaha, tidak dapat mengobarkan perang, memicu ketegangan dan menyebabkan pertumpahan darah orang-orang di kawasan itu," ujar Zarif lewat wawancara eksklusif dengan situs berita Al-Ahed berbahasa Arab di Lebanon, Selasa (13/8).
"Ini adalah kemenangan bagi seluruh wilayah (Timur Tengah), hak-hak internasional dan hubungan internasional. Orang-orang di kawasan dan dunia berhutang budi pada perlawanan rakyat Lebanon, front perlawanan Islam dan Hizbullah, yang berdiri melawan arogansi rezim Zionis dan menghadapi terorisme kelompok Daesh Takfiri, yang menjadi momok bagi dunia," tambahannya.
Pada Minggu, kepala blok parlemen Hizbullah mengatakan kelompoknya akan memberi pelajaran pada Israel jika berani melakukan tindakan agresi militer baru terhadap Lebanon.
"Musuh Israel sedang bersiap berperang melawan kita, tetapi perlawanan siap menghadapinya," kata Mohammad Raad saat upacara di desa Harouf, Lebanon selatan.
"Kami tidak akan pernah merasa nyaman dengan musuh yang mengancam keberadaan dan peran kami. Kami menawarkan banyak konsesi secara internal, tetapi kami tidak pernah melupakan gerakan musuh kami dan kami akan memberi pelajaran kepada Israel yang akan mengancam keberadaannya jika ia berpikir untuk melakukan perang melawan bangsa kami," kata Raad.
Sekitar 1.200 warga Lebanon, sebagian besar dari mereka warga sipil tewas selama perang yang berlangsung 33 hari Israel di Lebanon pada musim panas 2006.
Menurut laporan Komisi Winograd setebal 629 halaman, para pejuang Hizbullah yang terlibat dalam membela Lebanon melawan perang Israel mengalahkan musuh, dan Tel Aviv terpaksa mundur tanpa mencapai salah satu tujuannya.
Komisi Winograd ditetapkan mantan perdana menteri Israel Ehud Olmert pada September 2006 untuk memeriksa peristiwa-peristiwa selama 33 hari perang Israel di Lebanon. Itu dipimpin pensiunan hakim Eliyahu Winograd.
Komisi dibentuk setelah kritik publik dan protes atas fakta bahwa militer Israel secara efektif kehilangan perang dengan gagal mencapai tujuannya membebaskan dua tentara yang ditangkap oleh pejuang Hizbullah.
Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang menjadi perantara gencatan senjata dalam perang 2006, menyerukan Israel untuk menghormati kedaulatan Lebanon dan integritas wilayah.
KEYWORD :Hizbullah Iran Mohammad Javad Zarif