Minggu, 24/11/2024 00:29 WIB

Tiongkok Kecam Aksi Terorisme Demonstran Hong Kong

Baru-baru ini, aksi unjuk rasa semakin sulit diatur.

Para pengunjuk rasa berkumpul di ruang keberangkatan bandara Hong Kong di Hong Kong, 12 Agustus 2019. (Foto: Reuters)

Beijing, Jurnas.com - Tiongkok mengutuk "aksi terorisme" demonstran di Bandara Internasional Hong Kong. Negeri Tirai Bambu itu mendesak pemerintah kota untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu (14/8), Kantor Urusan Hong Kong dan Makau China juga mengutuk keras serangan pengunjuk rasa atas kekerasan terhadap seorang reporter dari surat kabar Global Times China dan seorang pelancong di bandara.

Kerusuhan dimulai di Hong Kong sepuluh minggu lalu, saat warga mulai turun ke jalan untuk memprotes RUU ekstradisi. Namun, saat RUU itu ditangguhkan, protes terus berlanjut. Baru-baru ini, aksi unjuk rasa semakin sulit diatur.

Selama dua hari terakhir, pengunjuk rasa sudah menduduki Bandara Internasional Hong Kong mengganggu ratusan penerbangan dan mempengaruhi ribuan orang.

Pasukan polisi dikerahkan. Pertempuran kecil terjadi di antara mereka dan para demonstran di terminal, tetapi para demonstran secara bertahap meninggalkan bandara tersibuk ke delapan di dunia dengan lalu lintas penumpang saat bandara dibuka kembali dan melanjutkan penerbangan.

Tiongkok berulang kali memperingatkan terhadap kekerasan. Baru-baru ini, dan ketika demonstran berubah menjadi lebih ganas, Beijing mengatakan beberapa pengunjuk rasa bertindak dengan cara yang bisa berarti terorisme.

Pejabat di Kementerian Luar Negeri China, Yang Guang, mengatakan para demonstran radikal di Hong Kong sudah menggunakan alat yang sangat berbahaya untuk menyerang pasukan keamanan.

Hong Kong telah diperintah dengan model satu negara, dua sistem sejak kota bekas koloni Inggris dikembalikan ke China pada tahun 1997.

China menyebut Amerika Serikat (AS) dan Inggris, memprovokasi para pemrotes dengan mengeluarkan pernyataan dukungan.

Beijing meminta kedua negara untuk berhenti mencampuri urusan Hong Kong.

KEYWORD :

Hong Kong China Amerika Serikat Inggris




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :