Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani
Teheran, Jurnas.com - Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani memuji Korea Utara karena mewaspadai tuntutan sepihak Amerika Serikat (AS). Ia menekan, Washington tidak benar-benar ingin membuat kesepakatan dengan Pyongyang.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Wakil Ketua Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara Pak Chol-min di Teheran, Selasa (20/8).
Larijani mengatakan, Korea Utara mengambil keputusan cerdas dalam menghadapi tuntutan sepihak Washington.
"AS sesudah mencapai kesepakatan yang benar dengan Korea Utara, mereka hanya ingin melucuti negara dan menekannya," ujar Larijani.
Ia juga mengecam sifat arogan Washington. Menururnya, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un sudah bertindak dengan benar selama negosiasi dengan AS dan tidak membiarkan mencapai tujuan mereka.
Larijani lebih lanjut memuji upaya Korea Utara mencapai kemerdekaan ekonomi, menyatakan keinginan Iran meningkatkan hubungan ekonomi bilateral dengan negara Asia Timur itu.
Di tempat yang sama, pejabat Korea Utara, menekankan bahwa Republik Islam, di bawah bimbingan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei sudah berdiri teguh melawan tuntutan AS yang berlebihan.
Iran dan Korea Utara, yang keduanya di bawah sanksi keras AS, harus memperluas kerja sama mereka di semua bidang, terutama ekonomi, katanya.
Pejabat itu juga mengeluhkan tuntutan AS yang tidak logis dan sepihak selama pembicaraan dengan Korea Utara. Ia mengatakan, As melemparkan kunci dalam diskusi mengenai masalah sanksi.
Korea Utara sudahmenjadi sasaran sanksi AS dan internasional atas program nuklir dan misilnya.
Pada Juni 2018, Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara mengadakan pertemuan bersejarah di Singapura. KTT kedua di Hanoi pada Februari pecah di tengah ketidaksepakatan mengenai sanksi AS.
Dalam pertemuan singkat ketiga di perbatasan Korea pada Juni, Kim Jong un dan Trump sepakat untuk memulai pembicaraan tingkat kerja.
Namun pembicaraan terhenti beberapa bulan terakhir setelah runtuhnya KTT Kim Jong un-Trump yang kedua, setelah Pyongyang dilaporkan menuntut agar AS mencabut sanksi sebagai imbalan denuklirisasi.
Korea Utara, dalam beberapa pekan terakhir, memulai kembali uji coba rudal yang sempat dihentikannya untuk memberi kesempatan proses diplomatik dengan Seoul dan Washington.
KEYWORD :Korea Utara Amerika Serikat Iran