Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk (L) dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (Foto: Reuters)
Jakarta, Jurnas.com - Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk menegaskan bahwa Uni Eropa bagaimanapun tidak akan menyetujui Rusia kembali ke Group 8 (G8).
"Satu tahun yang lalu, di Kanada, Presiden AS, Donald Trump menyarankan mengembalikan Rusia ke G7. Ia menyatakan secara terbuka, pencaplokan Krimea sebagian dibenarkan. Dan bahwa kami harus menerima fakta ini. Dalam kondisi apa pun kita tidak bisa menyetujui logika ini," ujar Tusk pada Sabtu (24/8).
Pernyataan itu disampaikan menjelang KTT G7 di kota Biarritz, Prancis, tempat para pemimpin dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat (AS) sedang berkumpul.
Rusia dikeluarkan dari G8 pada 2014 karena pencaplokan ilegal Krimea dari Ukraina serta dukungan politik dan militernya untuk separatis di Ukraina timur.
"Ketika tiba pada spekulasi tentang mengundang Rusia ke meja, saya ingin mengatakan ini. Pertama: alasan mengapa Rusia tidak diundang pada 2014, masih berlaku. Terlebih lagi, ada alasan baru, seperti provokasi Rusia pada Laut Azov," kata Tusk.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Ia juga mengatakan bahwa Rusia tidak mengupayakan jalur demokrasi liberal, supremasi hukum dan hak asasi manusia. Politikus asal Polandia itu menambahkan, akan lebih baik jika mengundang Ukraina sebagai tamu ke pertemuan G7 berikutnya.
"Hari ini saya akan mencoba meyakinkan lawan bicara saya bahwa akan lebih baik mengundang Ukraina, sebagai tamu tentu saja, ke pertemuan G7 berikutnya, untuk mendengarkan pendapat Presiden baru (Volodymyr Zelensky)," ujar Tusk
Hubungan antara Kiev dan Moskow memburuk setelah Rusia mencaplok Krimea, menyusul pemungutan suara kemerdekaan ilegal pada 2014. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), AS, Uni Eropa dan Turki tidak mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia.
KEYWORD :
KTT G7 Amerika Serikat Uni Eropa Donald Tusk