Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyid Hassan Nasrallah terlihat di layar video saat berbicara dengan pendukungnya di Beirut, Lebanon pada 10 November 2017 (Reuters / Aziz Taher)
Beirut, Jurnas.com - Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, mengatakan, pesawat tak berawak Israel yang menabrak pusat medianya baru-baru ini dikirim untuk misi ofensif.
"Pada hari Minggu, Israel menerbangkan drone bermuatan bahan peledak ke Libanon," kata gerakan, Selasa (27/8).
Setelah para ahli partai membubarkan drone pertama yang jatuh di pinggiran selatan Beirut, ditemukan di dalam pesawat tak berawak itu berisi alat peledak bersegel sekitar 5,5 kilogram.
Insiden itu menimbulkan kerusakan parah pada bangunan, meskipun muatan pesawat tidak meledak.
"Kami mengkonfirmasi bahwa tujuan dari drone pertama ini bukan pengintaian tetapi untuk melakukan serangan pemboman," tambahnya.
Menteri Pertahanan Israel ke AS, akan Bahas Fase Usai Perang Gaza dan Eskalasi dengan Lebanon
Drone kedua yang juga difasilitasi senjata kemudian menghantam area tertentu sebelum fajar pada Minggu (25/8). Pesawat menyerang wilayah Bakka Libanon di dekat perbatasan dengan Suriah.
Setelah insiden beruntun itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Seyyed Hassan Nasrallah mengeluarkan peringatan keras ke Tel Aviv. Ia mengatakan kelompok itu akan bertindak, mulai saat itu, untuk turun melampaui pesawat tanpa awak Israel.
Presiden Libanon, Michel Aoun mengecam, pelanggaran udara Israel baru-baru ini terhadap negara Beirut sama dengan deklarasi perang.
Aoun mengatakan serangan itu memungkinkan Lebanon untuk menggunakan haknya untuk mempertahankan kedaulatannya.
Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stephane Dujarric mengatakan badan dunia menyerukan pengekangan maksimum semua pihak baik dalam aksi maupun retorika.
Tel Aviv melakukan perang besar-besaran melawan Lebanon pada tahun 2000 dan 2006, di mana keduanya dipaksa mundur setelah dikejutkan pertahanan Hizbollah.
KEYWORD :Hizbullah Lebanon Drone Israel Seyyed Hassan Nasrallah